Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi Korps Brimob ke depan tidak semakin ringan. Situasi keamanan usai pemilu, dinamika sosial politik, hingga ancaman terorisme dan radikalisme disebutnya akan jauh lebih kompleks dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Brimob harus tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga stabilitas, baik dari ancaman terorisme, radikalisme, maupun potensi gangguan kamtibmas pasca pemilu. Kita menghadapi dinamika yang krusial, sehingga kewaspadaan tidak boleh menurun," ujar Irjen Nanang dalam dalam sambutannya peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Korps Brimob, di Porong, Jumat (14/11/2025).
Menurut Nanang, kehadiran Brimob selama rentetan operasi keamanan nasional tahun ini-termasuk Operasi Aman Nusa, pengamanan Pemilu dan Pilpres, hingga pengendalian unjuk rasa berskala besar membuktikan bahwa Brimob Polda Jatim tetap menjadi 'pasukan pamungkas' dalam menjaga situasi kondusif di Jawa Timur.
"Kemampuan Brimob dalam pengendalian massa, respons cepat terhadap bencana, hingga pengamanan objek vital menunjukkan profesionalitas dan loyalitas yang tidak diragukan. Ini tulang punggung stabilitas Jawa Timur," ujarnya.
Nanang menyebut Brimob Jatim telah menunjukkan kinerja optimal dalam berbagai operasi besar tahun ini. Mulai dari pengamanan rangkaian pesta demokrasi, hingga penanganan bencana seperti erupsi Gunung Semeru, banjir, dan tanah longsor yang terjadi di berbagai wilayah Jatim.
"Kehadiran cepat Brimob di lokasi bencana sangat dirasakan masyarakat. Ini bukti bahwa Brimob tidak hanya kuat di lapangan operasi, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi," kata Nanang.
Dalam bidang pembinaan internal, Nanang juga menekankan penguatan integritas, disiplin bermedia sosial, serta penghentian segala bentuk diskriminasi di lingkungan satuan.
"Integritas adalah pondasi utama. Loyalitas Brimob adalah loyalitas kepada bangsa dan negara," ujarnya.
Sementara itu Dansat Brimob Polda Jatim Kombes Suryo Sudarmadi menegaskan bahwa jajaran Brimob telah menyiapkan kekuatan penuh menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seiring meningkatnya curah hujan di Jawa Timur.
"Kami sudah menggelar apel siaga bencana. Ada 1 Mako Sat Brimob, 1 Detasemen Gegana, 4 Batalyon Pelopor, dan 16 Kompi Pelopor yang siap digerakkan kapan pun," ujar Suryo.
Setiap kompi, kata dia, menyiapkan satu pleton khusus berisi sekitar 30 personel yang dapat diberangkatkan ke lokasi bencana dalam waktu singkat.
Sarana pendukung juga disiapkan, antara lain tiga unit dapur lapangan, water treatment mobile untuk mengolah air kotor menjadi air layak minum, serta peralatan SAR air maupun darat.
"Kami pernah menangani longsor saat saya bertugas di Ponorogo. Daerah-daerah rawan seperti itu tentu menjadi prioritas kesiapsiagaan." jelas Suryo.
Dalam momentum HUT ke-80 Brimob, Kapolda Jatim menetapkan enam prioritas utama:
1. Mewujudkan Brimob Presisi untuk Masyarakat - Profesional, terukur, sesuai SOP, namun tetap merakyat.
2. Meningkatkan solidaritas dan sinergitas strategis - Dengan satuan Polri lain, TNI, BNPB, BMKG, dan seluruh pemangku kepentingan.
3. Menjadi pelopor integritas - Menghindari arogansi dan menjaga kepercayaan masyarakat.
4. Menjaga loyalitas kepada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.
5. Melaksanakan modernisasi alutsista dan respons cepat - Termasuk peningkatan mobilitas dan daya tahan pasukan.
6. Mengasah kemampuan urban operation dan penindakan ancaman - Untuk mendukung stabilitas politik menuju Indonesia Emas 2026.
Dansat Brimob menambahkan harapannya di usia Brimob ke-80 ini. "Semoga Brimob Jatim semakin profesional, semakin dicintai masyarakat, dan semakin sedikit pelanggarannya."
Kapolda pun menutup arahannya dengan pesan pengabdian.
"Teruslah berlatih, teruslah mengabdi. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita semua. Dirgahayu ke-80 Korps Brimob Polri, untuk nusa dan bangsa." pungkas Nanang.
Simak Video "Video Kapolda Jatim Sebut Masih Ada 58 Korban Ponpes yang Belum Ditemukan"
(auh/hil)