Dua pelajar asal Surabaya, Ezekiel Shawn Wondo dan Numa Fathun Nizar menorehkan prestasi membanggakan di ajang internasional Borneo International Innovation Creativity Competition (BIICC) 2025. Ajang itu digelar di Kuching, Sarawak.
Para pelajar dari Sekolah Ciputra Surabaya itu menyabet tiga penghargaan bergengsi sekaligus yakni Medali Emas, Platinum Award, dan Kenyalang Grand Award.
Keduanya membawa riset soal sistem energi berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebelumnya, mereka juga telah meraih penghargaan di Gold dan Grand Award di Indonesia Science Research Competition (ISRC). Penelitian lanjutan pun kemudian dilakukan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proyek kami menjawab tantangan krusial, merancang sistem energi berkelanjutan untuk ibu kota baru Indonesia, Ibu Kota Nusantara," kata Ezekiel, Senin (21/7/2025).
Mereka menerapkan model Mixed Integer Linear Programming (MILP). Fokusnya pada target SDG 7 (Energi Bersih) dan SDG 13 (Aksi Iklim).
"Kedua tujuan ini saling terkait, sebab transisi menuju energi bersih dan terbarukan adalah kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mengatasi perubahan iklim," lanjut Ezekiel.
Menurutnya, keterbatasan sumber daya dan investasi adalah tantangan dalam merancang jaringan mikro terbarukan di Nusantara.
Dalam risetnya, mereka menggunakan data iradiasi surya dan kecepatan angin dari NREL 2020 serta biaya unit panel PV, turbin angin, dan baterai.
Sementara itu, Numa turut menambahkan, persiapan mereka menghadapi kompetisi ini juga matang. Keduanya berbagi tugas mulai dari pengolahan data hingga presentasi.
"Kami melakukan banyak latihan, termasuk simulasi presentasi dan sesi tanya jawab," beber Numa.
Mereka pun berharap riset ini bisa terus dikembangkan menjadi solusi yang bermanfaat untuk kawasan seperti Ibu Kota Nusantara.
"Dalam jangka panjang, kami ingin mewujudkan platform berbasis web yang bisa membantu masyarakat, pemerintah daerah, atau sekolah mendesain microgrid hemat biaya dan ramah lingkungan," pungkasnya.
(auh/hil)