Bermula dari Buku di Kardus Komunitas Bibabuku Jadi Ruang Baca Alternatif

Kabar Komunitas

Bermula dari Buku di Kardus Komunitas Bibabuku Jadi Ruang Baca Alternatif

Aprilia Devi - detikJatim
Rabu, 28 Mei 2025 20:50 WIB
Kegiatan komunitas Bibabuku.
Kegiatan komunitas Bibabuku. (Foto: Istimewa/dok. Komunitas Bibabuku)
Surabaya - Siapa sangka tumpukan kardus berisi buku-buku lama justru menjadi titik awal lahirnya komunitas literasi di Surabaya. Komunitas itu adalah Bibabuku yang digagas seorang warga Surabaya, Imelda Bie. Bie mengaku bahwa komunitas Bibabuku punya makna 'biar baca buku'.

"Jadi, aku ini punya banyak simpenan buku yang sebenarnya sudah setiap tahun tidak tersentuh sama sekali di kota kardus semenjak kuliah sampai masuk dunia kerja aku nggak baca buku," ujar Bie kepada detikJatim, Rabu (28/5/2025).

Ia pun akhirnya mulai mengunggah koleksi bukunya di Instagram pribadi. Tanpa disangka unggahan Instagram pribadinya yang memperlihatkan buku-buku itu langsung dapat banyak respons dari teman-temannya yang ingin meminjam.

Momen itulah yang menjadi peletak dasar lahirnya ide komunitas Bibabuku. Komunitas itu kini menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin meminjam buku.

"Akhirnya aku pikir, ya udah, buka Bibabuku," katanya.

Komunitas ini telah berjalan sejak Mei 2024. Bibabuku hadir sebagai wadah peminjaman buku berbasis daring yang dikelola langsung oleh Bie dibantu 3 rekannya.

Mereka menyediakan katalog, formulir peminjaman online, hingga informasi terkait buku lengkap untuk mempermudah pembaca mengenal isi dan kualitas buku sebelum meminjam.

Salah satu misi Bie adalah menumbuhkan semangat baca masyarakat dan agar mereka tidak terbebani dengan harga ketika membeli buku. Meski jika ingin menyewa buku untuk dibawa pulang ada biaya yang harus dibayar, namun nominalnya sangat terjangkau.

"Makanya untuk biaya sewa aku bener-bener cuma 7 hari ada yang Rp7.500, ada yang Rp10.000, ada yang Rp12.500. Macem-macem, dan jenis bukunya juga beragam," tuturnya.

Kegiatan komunitas Bibabuku.Kegiatan komunitas Bibabuku. (Foto: Istimewa/dok. Komunitas Bibabuku)

Namun Bibabuku tak sekadar tempat meminjam buku. Bie aktif mengembangkan komunitas ini melalui berbagai kegiatan kolaboratif.

Salah satu yang paling menarik adalah kerja sama dengan komunitas walking tour di Surabaya. Dalam kegiatan ini, Bie membawa sejumlah buku ke beberapa titik kota, menciptakan pengalaman membaca yang menyenangkan di ruang publik.

Yang terlibat tak lagi hanya Bie dan beberapa temannya saja, namun lebih luas antar komunitas dan masyarakat umum.

"Karena semangat yang aku bawa dari Bibabuku sebenarnya adalah menyebarkan dan menyalahkan semangat membaca itu," ucapnya penuh antusias.

Tak berhenti di sana, Bie juga tergerak melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat. Ia menjalankan strategi jemput bola, seperti membuka lapak baca di kafe-kafe.

Ia membawa sekitar 60-70 buku dan membuka akses baca gratis dari pagi hingga malam untuk para pengunjung kafe.

"Aku approach beberapa cafe di Surabaya, aku tuh minta izin ke mereka untuk customer. Jadi aku bawa 60-70 buku, aku buka dari pagi sampai malam," jelasnya.

Kini Bibabuku telah memiliki sekitar 600-700 buku dari berbagai genre. Dari impian masa kecilnya yang gemar berlama-lama di perpustakaan, Bie berhasil mewujudkan ruang baca alternatif yang inklusif dan terus bertumbuh.

"Jadi, wah pengennya gitu, jadi it's like filling my inner child kali ya," tutupnya.


(dpe/abq)


Hide Ads