Bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) menjadi salah satu bahasa komunikasi yang digunakan disabilitas tuli. Sayangnya belum banyak yang menguasai Bisindo, termasuk di Kota Pahlawan.
Karena itulah, komunitas Cerita Teman Tuli hadir. Founder komunitas Cerita Teman Tuli Abhi Praya Ifander Rafi mengatakan komunitasnya berupaya mengajarkan Bisindo kepada anak-anak disabilitas tuli di Surabaya.
"Sudah 2 tahun Cerita Teman Tuli berdiri. Salah satu kegiatannya mengajar Bisindo untuk anak-anak Tuli di Rumah Anak Prestasi Nginden. Kemudian ada peringatan Hari Anak Nasional dan Hari Bahasa Isyarat Internasional tiap tahunnya," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (11/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menguasai Bisindo komunitas ini juga mengajarkan kepada anak-anak disabilitas tuli untuk mendongeng dengan bahasa isyarat. Aktivitas ini diharapkan mampu mendorong anak-anak ini berani tampil dan percaya diri.
"Anak-anak tuli juga tampil di berbagai tempat untuk mendongeng. Tujuannya agar anak-anak tuli berani tampil dan percaya diri agar mereka bisa berkembang tanpa takut dan malu," kata Abhi.
![]() |
Tak berhenti di sana, komunitas ini berhasil membuka kesempatan yang luas bagi anak-anak disabilitas tuli. Bahkan ada disabilitas tuli yang berkesempatan menjadi barista peracik kopi melalui program kerja sama dari komunitas ini dengan pihak swasta.
Keberhasilan teman tuli menjadi barista peracik kopi ini, kata Abhi, menunjukkan bahwa disabilitas tuli berhak mendapatkan kesempatan yang setara untuk berkarya di masyarakat.
Sebagai founder, Abhi mengungkapkan bahwa selama dua tahun berkegiatan komunitas ini juga dihadapkan dengan bermacam tantangan. Salah satunya karena tidak adanya juru bahasa isyarat (JBI) sebagai pendamping.
"Hambatannya karena tidak ada JBI dan kurang akses informasi. Jadi solusinya harus ditambah pendamping JBI karena teman-teman tuli butuh Informasi dan harus memahami informasi tersebut," ungkapnya.
Tetapi meskipun mengalami kendala, Cerita Teman Tuli tidak menyerah. Saat ini komunitas tersebut memiliki delapan pengurus aktif dan telah berhasil mengajak puluhan anak disabilitas tuli untuk berkegiatan bersama.
"Saya mengharapkan anak-anak tuli bisa belajar Bahasa Isyarat Indonesia dan semoga anak-anak tuli bisa mengikuti kegiatan-kegiatan bersama Cerita Teman Tuli dan mendapatkan manfaat dari kegiatan-kegiatan kami," pungkas Abhi.
(dpe/iwd)