Pemerataan pendidikan menjadi salah satu pekerjaan besar bagi Indonesia. Komunitas Lingkar Cakrawala yang berdiri sejak 26 Juni 2023 mendedikasikan diri untuk tujuan tersebut dengan melakukan sejumlah ekspedisi ke penjuru negeri.
Komunitas ini memang fokus dalam berbagai kegiatan dan program yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, kreativitas, dan kesejahteraan anak negeri. Untuk itulah mereka melakukan ekspedisi.
Digawangi 5 pemuda-pemudi pendidikan, Komunitas asal Malang berupaya memberikan kontribusi dalam hal pemerataan pendidikan meski mereka menyadari hanya menjadi 'kepingan kecil' dari gerakan yang lebih besar di bidang pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program ini (Ekspedisi Penjuru Negeri) dibuat atas dasar kepedulian dari anggota terhadap kualitas pendidikan yang kurang di penjuru negeri. Selain Pendidikan, kami juga menambahkan kegiatan seperti edukasi kesehatan, pemeriksaan kesehatan, edukasi lingkungan dan edukasi mitigasi bencana," kata Penanggung Jawab Lingkar Cakrawala, Tegar Permana Putra pada detikJatim, Rabu (29/5/2024).
Sejak didirikan, komunitas ini telah menggelar dua kali ekspedisi. Lokasi yang dipilih untuk mengabdikan diri adalah sekolah-sekolah yang jauh dari hiruk pikuk dan megahnya kota.
"Setiap ekspedisi kami lakukan open recruitment. Yang pertama di MI Al Hikmah Desa Gajah Ponorogo ada total 11 orang, kemudian kemarin di MI Mambaul Ulum Gili Ketapang totalnya 21 orang," jelas Tegar.
Tak tanggung-tanggung, dalam sebuah ekspedisi mereka bisa menghabiskan waktu hingga seminggu. Sehingga para peserta dapat memahami masalah di lokasi tersebut.
"Masing-masing divisi di ekspedisi mengobservasi lingkungan sekitar. Supaya (observasi) maksimal, setidaknya perlu 3-7 hari di lokasi," ujar Tegar.
"Nanti saat evaluasi kegiatan, kami cari masalah paling urgent untuk digarap di sana. Jadi setelah ekspedisi akan ada rencana tindak lanjut," sambungnya.
Sebagai bentuk keberlanjutan, Lingkar Cakrawala juga tak meninggalkan tempat pengabdian begitu saja seusai ekspedisi. Mereka juga membuat rencana tindak lanjut (RTL) agar manfaatnya tidak terputus.
"Tanggal 24-25 Mei kemarin kami adakan RTL di Gili Ketapang pasca ekspedisi bulan Februari. Agendanya membangun ruang baca yang dilengkapi dengan berbagai bacaan untuk mereka," tutur Tegar.
Sulitnya menghimpun dana dan bahan bacaan untuk anak sekolah menjadi kendala yang dihadapi komunitas ini. Tak jarang, mereka harus mengeluarkan uang pribadinya.
"Untuk kendala mungkin saat ini di dana dan transportasi. Selain itu, terkadang susah mencari jaringan untuk keperluan buku bacaan," ucap Tegar.
"(Pendanaan) kalo saat ini dari pribadi sama donatur. tapi kalau donatur ini kebanyakan memberikan sesuatu yang dibutuhkan saat kegiatan. Entah alat tulis, buku, tempat singgah, dan (sarana) transportasi," lanjutnya.
Untuk mengatasi kendala ini, Tegar mengaku akan menghidupkan aktivitas ekonomi kreatif yang terafiliasi dengan Lingkar Cakrawala. Ke depan ia berharap komunitas sosial ini bisa mengajak lebih banyak orang terlibat menebar manfaat bagi pendidikan.
"Semoga temen-temen yang ikutan semakin banyak, semakin luas, agar bisa memberi manfaat dan kesetaraan pendidikan di pelosok negeri," pungkasnya.
(dpe/iwd)