Mahasiswa Surabaya Bikin Piring dari Daun Jati, Limbahnya Bisa Jadi Pupuk

Mahasiswa Surabaya Bikin Piring dari Daun Jati, Limbahnya Bisa Jadi Pupuk

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 20 Mei 2024 05:00 WIB
Piring daun jati buatan Mahasiswa Untag Surabaya yang ramah lingkungan, bahkan limbahnya bisa jadi pupuk.
Piring daun jati buatan Mahasiswa Untag Surabaya yang ramah lingkungan, bahkan limbahnya bisa jadi pupuk. (Foto: Dok. Untag Surabaya)
Surabaya -

Indonesia ada di urutan ke-5 negara dengan penghasil sampah terbanyak di dunia. Terutama soal pemakaian plastik hingga styrofoam yang tidak mudah terurai dan bahaya bagi kesehatan sebagai alas makanan.

Melihat bahaya bagi alam dan kesehatan ini membuat mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya membuat inovasi piring dari bahan ramah lingkungan. Mereka menyulap daun pohon jati menjadi piring estetik. Ketika kelak menjadi limbah, limbah piring daun jati ini bermanfaat untuk alam.

Inovasi itu dibuat Bacellia Yolanda Bomboa bersama anggota timnya, Zefanya Caesy Panjaitan, Irine Putri Ivana, dan Fashya Khoerunnisa para mahasiswa Administrasi Bisnis Untag Surabaya. Proyek piring daun jati itu diberi nama JEcoware: Piring Estetik, Ramah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Tim JEcoware Bacellia menjelaskan wadah makanan berbahan styrofoam yang mengandung benzena dapat menyebabkan kanker dan mencemari lingkungan karena sulit terurai. Dengan piring ramah lingkungan yang dibesut timnya, bahan dasar daun jati pasti ramah lingkungan.

"Kami berpikir piring dari daun jati karena biasanya dipakai batang dan daunnya dibuang. Maka kami manfaatkan sebagai bahan utama pembuatan piring," ujar Bacellia kepada detikJatim, Minggu (18/5/2024).

ADVERTISEMENT

Selain itu, tim JEcoware juga memanfaatkan kardus bekas sebagai bahan membentuk lapisan piring yang kokoh dan daun jati yang telah disterilkan. Mengubah bahan baku ini juga menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi.

Piring daun jati buatan Mahasiswa Untag Surabaya yang ramah lingkungan, bahkan limbahnya bisa jadi pupuk.Mahasiswa Untag yang bikin inoavasi piring dari bahan daun jati yang ramah lingkungan, bahkan limbahnya bisa jadi pupuk. (Foto: Dok. Untag Surabaya)

Piring daun jati ini bisa dicuci dan digunakan kembali, namun tidak bisa bertahan lama. Alat makanan ini difokuskan untuk hidangan yang kering.

Meski telah dicuci lalu kemudian hari rusak, masih bisa bermaanfaat karena limbah daun jati bisa terurai dan menjadi pupuk sehingga baik untuk tanaman.

"Menggunakan daun jati, memanfaatkan lingkungan, bahan yang jarang digunakan kami gunakan dan membuat lingkungan bagus. Selain tidak menambah sampah juga bisa dicuci," ujarnya.

Berkat inovasi ini mereka berhasil lolos Pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2024 kategori Manufaktur dan Teknologi Terapan. Tim JEcoware mendapat pendanaan Rp 15 juta dari pemerintah pusat.

"Sebagai mahasiswa administrasi bisnis kami berharap bisa berlanjut. Nggak hanya lomba tapi juga mengembangkan bisnis. Kami ingin menunjukkan hasil kami," katanya.

Sementara dosen pembimbing Awin Mulyati mengatakan kelompok ini berhasil menempa ide menjadi kenyataan. Inovasi JEcoware juga bukan sekadar tentang ramah lingkungan, namun juga mengubah cara pandang terhadap peralatan makan.

"Tantangan yang dilalui tim JEcoware melakukan pencarian bahan baku dan melaksanakan perizinan yang sulit. Namun kami percaya bahwa inovasi haruslah sejalan dengan keberlanjutan lingkungan. JEcoware bukan hanya sebuah produk, tapi juga sebuah gerakan untuk menyelamatkan bumi dari dampak sampah plastik yang merusak," kata dosen Ilmu Administrasi Niaga FISIP Untag Surabaya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads