Menara air peninggalan pemerintah kolonial Belanda di kawasan Alun-alun Kota Pasuruan akan dijadikan museum mini. Proyek ini akan memberikan kesempatan masyarakat masuk ke bangunan cagar budaya berusia lebih seabad ini.
Sekretaris Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Pasuruan, Akung Novajanto mengatakan, pembangunan museum di bangunan ikonik ini merupakan bentuk upaya merawat salah satu cagar budaya. Selain itu, diharapakan menunjang daya tarik kawasan alun-alun karena letaknya sangat strategis di tengah-tengah kota.
Menara air dengan tinggi sekitar 50 meter yang tidak berfungsi ini bakal dicat. Kemudian dipasang lampu sorot seperti tugu yang berada di tengah taman alun-alun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ground basement atau ruang bawah tanah menara air yang sebelumnya berisi air dibersihkan. Ruang bawah tanah ini rencananya bakal dibuat museum mini.
"Jadi di bawah situ ada museum mini. Nantinya wisatawan yang datang ke TIC bisa sekaligus mampir ke sana. Juga menunjang daya tarik kawasan alun-alun," ujar Akung, Minggu (12/11/2023).
Museum nantinya akan diisi foto-foto lama Kota Pasuruan. Pihak Disparpora juga membuka kesempatan warga menyumbangkan benda-benda kokeksinya untuk dimanfaatkan di museum.
"Bisa jadi sarana edukasi sejarah, terutama sejarah Pasuruan. Bisa masuk ke sana itu luar bisa. Selama ratusan tahun nggak ada yang bisa masuk, dan hari ini bisa kita jadikan museum dan warga bebas masuk," jelas Akung.
Anggaran proyek ini bersumber dari APBD Kota Pasuruan 2023. "Anggarannya Rp500 juta lebih. Ditargetkan akhir November ini selesai," pungkas Akung.
(ega/ega)