Jalan Panjang Komunitas Debu Langit Mencari 'Bekal untuk Pulang'

Kabar Komunitas

Jalan Panjang Komunitas Debu Langit Mencari 'Bekal untuk Pulang'

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Rabu, 18 Okt 2023 20:33 WIB
Komunitas Debu Langit.
Salah satu kegiatan sosial yang dilakukan Komunitas Debu Langit. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

Erwien mengungkap bahwa Debu Langit yang menjadi nama komunitasnya sebenarnya merupakan singkatan 'Dari Bumi Untuk Langit'. Dia jelaskan mengapa memilih nama itu.

"Bumi itu kan identik fana, rusak, dosa, dan sesuatu yang jelek. Sedangkan langit identik dengan suci, hari akhir, hari pembalasan, bersih, neraka, dan surga," kata Erwien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwien menjelaskan pendirian komunitas dan pemilihan nama Debu Langit itu sebenarnya berawal dari kegalauan. Salah satunya adalah kegalauannya akan kematian.

"Sebenarnya dari kegalauan, semakin tua ujung-ujungnya akan mati. Nah kalau sangu (bekal) untuk ke langit tidak ada bagaimana? Sedangkan kita makhluk bumi pasti akan kembali ke langit," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Pria yang saat ini menjabat Manager Corporate Communications Telkomsel Jatimbalinusra itu ingin memanfaatkan sisa umurnya dan sisa hidupnya untuk beramal dengan membantu sesama.

"Nah, kita makhluk yang ada di bumi ini ingin mempersembahkan sesuatu untuk langit untuk sangu pulang kelak walau hanya sebesar debu," jelasnya.

Sejak awal dibentuk, Erwien mempersilakan siapa pun bergabung dan melakukan aksi bersama. Termasuk relawan di setiap daerah, tak hanya di Jawa Timur, tapi di seluruh Indonesia.

"Siapapun bisa beraksi, eksekusi, dan donasi. Jadi, teman-teman yang melakukan aksi itu tadi adalah relawan dari Debu Langit di setiap daerah, mereka yang jadi kepanjangan tangan debu langit di Surabaya dan Sidoarjo," katanya.

Komunitas Debu Langit.Kamisan berkah berupa sarapan bareng Komunitas Debu Langit untuk kaum duafa, driver ojol, dan juga masyarakat kurang mampu. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)

Hingga saat ini, kata dia, ada 3 orang yang menjadi pengurus inti dari Debu Langit. Mereka memiliki peran masing-masing yakni di bagian keuangan, eksekutor lapangan, dan inisiator.

"Jadi, ketika kita mencari dana, kita laporkan ke keuangan, lalu eksekutor ini survey dan cek posisi, kemudian mendistribusikan kebutuhan untuk program itu," bebernya.

Respons dari teman-teman dan keluarganya sangat positif ketika pertama kali dia mendirikan komunitas itu. Begitu juga masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

"Alhamdulillah ya, saat itu respon masyarakat dan keluarga kalau kata anak-anak sekarang 'Tak habis Fikri, di luar Nurul', yang respon positif sangat banyak," pungkasnya.

Kini Erwien ingin merealisasikan tujuan besar Debu Langit dalam mencari 'bekal untuk pulang'. Dia tidak lagi memikirkan program melainkan ingin membangun sesuatu yang terus memberikan manfaat untuk orang lain bahkan setelah dirinya tiada.

Dia dan para pengurus ingin membangun Masjid. Tak hanya sekedar bangunan masjid, tetapi berbagai kegiatan masjid yang melihat banyak jemaah terutama ibadah salat 5 waktu.

"Kemudian selesai buat saya. Kami sempat mencari lahan di Jatim, Jateng, dan lain sebagainya, nanti kami namakan Masjid Debu Langit. Tapi saat mau membangun, kami pikir sudah sangat banyak masjid. Takutnya sia-sia sedekahnya karena hanya sedikit jemaahnya. Nah, itu masih menjadi kendala kami," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.


(dpe/iwd)


Hide Ads