Mengamati Benda Terbang Aneh Bersama Komunitas BETA-UFO

Kabar Komunitas

Mengamati Benda Terbang Aneh Bersama Komunitas BETA-UFO

Denza Perdana - detikJatim
Rabu, 19 Jul 2023 20:10 WIB
Komunitas Beta-UFO yang kerap melakukan diskusi tentang fenomena benda terbang aneh.
Komunitas Beta-UFO saat berdiskusi daring bersama Guntur Soekarnoputra dan Chappy Hakim Mantan Kepala Staf TNI AU/(Foto: Istimewa/dok Beta-UFO)
Surabaya -

Benda terbang aneh atau dikenal Unidentified Flying Object (UFO) hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Namun, laporan tentang keberadaan UFO ini masih sering mewarnai media sosial maupun media massa nasional.

Cukup banyak yang menyatakan sama sekali tidak percaya dengan UFO, atau skeptis tentang keberadaannya. Tapi tidak sedikit pula yang mengaku memiliki pengalaman melihat UFO atau hal-hal yang bisa dikaitkan dengannya.

Nah, di antara banyak orang yang percayai karena pernah melihat langsung fenomena UFO di Indonesia itu ada sekelompok orang yang serius mengamati, mendokumentasi, menginvestigasi, bahkan meriset fenomena UFO di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka tergabung dalam perkumpulan yang telah diakui dengan SK Menkumham tertanggal 18 Oktober 2022. Orang-orang dalam perkumpulan atau komunitas ini mengenalkan diri dengan nama Beta-UFO.

Kata 'Beta' dalam nama perkumpulan itu adalah akronim dari 'Benda Terbang Aneh' yang memang menjadi minat dan perhatian para anggotanya. Seperti dituturkan Ketua Umum Beta-UFO Indonesia, Mohammad Reza Wardhana.

ADVERTISEMENT

"Betul, kami di Beta UFO ini memang kelompok yang serius mengamati fenomena UFO di Indonesia. Kami melakukan dokumentasi, investigasi, riset dan edukasi publik serta studi ilmiah tentang UFO untuk manfaat kemanusiaan," ujar Reza kepada detikJatim, Rabu (19/7/2023).

Reza mengaku baru bergabung dengan perkumpulan yang sudah berdiri sejak 26 Oktober 1997 itu pada 2013 lalu. Begitu tergabung dalam komunitas itu, Reza merasa berada di kolam yang tepat.

Komunitas Beta-UFO yang kerap melakukan diskusi tentang fenomena benda terbang aneh.Komunitas Beta-UFO yang kerap melakukan diskusi tentang fenomena benda terbang aneh. (Foto: Istimewa)

Hingga akhirnya terpilih sebagai ketua umum karena visi misinya menjadikan Beta UFO sebagai rujukan utama dalam hal pelaporan kasus UFO, Reza pun menceritakan awal mula dirinya tertarik pada benda terbang aneh.

"Saya mulai tertarik UFO itu sejak 2001. Waktu itu saya masih SMP. Saya mulai sering baca majalah tentang UFO, itu sering dibawakan oleh kakak. Soalnya saya sendiri pas masih kecil itu pernah melihat," ujarnya.

Reza mengaku ketika dirinya masih berusia 6 atau 7 tahun melihat benda terbang aneh di rumah neneknya yang ada di Kediri. Objek ganjil itu sangat melekat di ingatannya hingga kini dan membuatnya haus informasi tentang UFO.

"Jadi itu di rumah nenek, pas pagi. Saya lihat itu benda kayak matahari, bercahaya, tapi kok muter? Nah, mataharinya yang asli juga ada. Karena aneh, saya ajak saudara-saudara saya lihat," kisahnya.

Saat itu dirinya mengajak 3 orang saudaranya yang lain untuk ikut menyaksikan fenomena yang ganjil di pekarangan belakang rumah neneknya itu. Reza yakin bahwa ketiga saudaranya itu juga menyaksikan.

"Tapi, setelah sudah besar saya ketemu lagi sama saudara saya yang kuliah di Surabaya. Saya tanya ke saudara saya itu, ternyata mereka nggak ingat. Karena penasaran, saya ke Kediri tanya ke saudara saya yang lain, tapi mereka juga nggak ingat," katanya.

Reza sendiri jadi bertanya-tanya, kenapa hanya dia yang mengingat peristiwa aneh yang dia alami saat masih usia 6 tahun itu? Ingatan itu terus terbawa hingga dia dewasa dan mulai menekuni studi tentang UFO.

Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.

Guntur Soekarnoputra pernah mengalami fenomena didatangi UFO. Baca di halaman selanjutnya.

Diskusi tentang Berbagai Fenomena UFO

Minat Reza tentang UFO membawanya bergabung pada kelompok Beta-UFO dan membincangkan banyak hal tentang benda terbang aneh itu. Dia bertemu orang-orang kompeten yang juga percaya bahwa UFO itu ada.

Di Beta UFO dia bertemu dengan anggota lain seperti Anugerah Sentot Sudono alias Nugy yang sangat paham soal rahasia UFO dari sudut pandang militer AS dan program luar angkasa rahasia.

Dia juga bertemu dengan Dino Michael yang sangat paham tentang karakteristik fenomena UFO dan keterkaitannya dengan dunia parapsikologi.

Setiap hari Sabtu, Beta-UFO pun menggelar diskusi secara daring untuk membahas keberadaan UFO. Komunitas itu juga mengundang sejumlah tokoh penting untuk membincangkan masalah UFO.

Beberapa tokoh yang pernah mengikuti diskusi bertajuk Beta Talk itu seperti Marsekal TNI Chappy Hakim Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara periode 2002-2005, juga Guntur Soekarnoputra yang merupakan putra dari Bung Karno.

Dalam perbincangan di diskusi tersebut, Guntur Soekarnoputra menceritakan bagaimana dirinya, tepatnya anak-anak didik Guruh Soekarnoputra, adiknya, yang melihat bukan hanya UFO tapi juga alien.

Komunitas Beta-UFO yang kerap melakukan diskusi tentang fenomena benda terbang aneh.Reza saat mewakili Komunitas Beta-UFO dalam perbincangan soal fenomena UFO di TVRI. (Foto: Istimewa)

Guntur menceritakan itu terjadi pada 23 Mei 1981. Penampakan diduga alien muncul di rumah sebelah rumah ibunya, Almarhumah Ibu Fatmawati di Jl Sriwijaya Raya, Kebayoran Baru yang saat itu ditempati Guruh memimpin kelompok Swara Mahardika.

Pembantu di rumah itu melihat sosok yang mau melompat pagar dikira maling. Tapi ketika didekati, sang pembantu itu bengong hingga disebut mengalami extraterrestrial syndrome.

Reza meyakini bahwa kesaksian seperti itulah yang tidak terbantahkan dan menunjukkan bahwa UFO itu ada. Dia sering melakukan studi dengan cara wawancara saksi UFO. Dia temukan gejala yang sama yang dialami para saksi itu.

"Jadi saya ini kan melakukan studi UFO itu seringkali dengan metode wawancara dengan orang-orang yang mengaku pernah melihat, ya. Yang mereka alami itu menurut saya ada benang merahnya, jadi kesadarannya seperti diambil sementara begitu," ujarnya.

Dia contohkan kakak adik yang melihat objek diduga UFO di daerah Ketintang, Surabaya. Keduanya mengaku melihat UFO itu selama setengah jam. Tapi dari pengakuan yang disampaikan kepada Reza, ternyata mereka melihat UFO itu selama 1,5 jam.

"Jadi ada kakak beradik itu ngaku melihatnya jam 4 pagi. Dia mengaku melihatnya setengah jam. Berarti harusnya sampai setengah 5, kan? Tapi dia bilang, setelah UFO itu pergi langit menjadi biru," ujarnya.

Reza mengkroscek lagi kepada kakak beradik itu. Langit sebiru itu biasanya jam berapa? Kakak beradik itu bilang antara jam 05.30 WIB atau jam 06.00 WIB.

"Berarti setidaknya mereka sudah melihat selama 1,5 jam. Padahal mereka bilangnya setengah jam," ujarnya.

Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.

Terus melebarkan sayap. Baca di halaman selanjutnya.

Jalin Kerja Sama dengan Komunitas UFO Luar Negeri

Saat ini hanya ada kurang lebih 15-20 orang yang aktif dalam dalam setiap kegiatan yang digelar oleh Beta-UFO. Meskipun, pengikut komunitas Beta-UFO di grup media sosial cukup banyak.

"Kalau yang di grup Facebook itu nggak otomatis bergabung. Jadi yang aktif mengikuti diskusi itu ya sekitar 15 sampai 20 orang saja," ujarnya.

Tidak hanya aktif menggelar diskusi, baru-baru ini Reza mengatakan bahwa Beta-UFO juga tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah lembaga. Salah satunya dengan BRIN.

"Kami mengajukan untuk dilibatkan menjadi pembicara dalam seminar-seminar dan membawakan materi tentang UFO. Tapi mereka memberikan syarat, nggak bisa langsung topik UFO saja. Akhirnya saya ajukan topik antara Sains Fiction dan UFO, itu menurut mereka bisa diterima," kata Reza yang merupakan seorang penulis fiksi sains.

Tidak hanya itu, sebagai Ketua Beta-UFO dirinya juga membawa visi untuk menjalin kerja sama dengan komunitas UFO dunia, minimal di level Asia Tenggara dulu.

"Sudah, kami sudah menggelar diskusi juga dengan komunitas UFO India. Itu sudah ada videonya di YouTube Beta-UFO. Sempat mau kerja sama dengan komunitas di Korsel, tapi mereka terkendala bahasa. Nggak terlalu paham Bahasa Inggris, jadi komunikasinya sulit," ujarnya.

Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.

Halaman 2 dari 3
(dpe/sun)


Hide Ads