Pemerintah Kabupaten Kediri membagikan parsel Idul Fitri 1444 hijriah dari Bupati Hanindhito Himawan Pramana kepada petugas perlintasan kereta api dan pegiat kegiatan sosial. Pembagian parsel tersebut sebagai wujud apresiasi kepada para petugas pos perlintasan kereta api atas pengabdian mereka.
Terlebih, di musim mudik lebaran seperti saat ini di mana terjadi peningkatan kendaraan yang melewati perlintasan kereta api. Petugas perlintasan dituntut harus tetap fokus demi keselamatan banyak orang dan kelancaran perjalanan kereta api.
"Pemberian parcel Lebaran ini bentuk apresiasi dari Mas Bup (Mas Dhito) kepada mereka, orang-orang yang luar biasa dalam pengabdiannya," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri Dyah Saktiana dalam keterangan tertulis, Kamis (20/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan ada sembilan titik lokasi perlintasan kereta api yang didatangi mulai dari Mangkreng Kecamatan Purwoasri sampai Kecamatan Kras dengan total 36 paket parcel.
Selain kepada petugas perlintasan kereta api, pihaknya turut membagikan paket lebaran kepada warga lain yang merupakan sosok-sosok inspiratif dan sangat berjasa di Kabupaten Kediri.
Mereka merupakan orang-orang yang mendedikasikan tenaga dan pikirannya untuk memberikan manfaat bagi banyak orang. Baik dalam kegiatan sosial, lingkungan maupun pendidikan.
"Mereka inspirator bagi kita semua. Dari mereka kita belajar banyak untuk terus berbuat baik dan memberikan manfaat bagi orang lain," jelasnya.
Sementara itu, seorang petugas perlintasan kereta api Danang Setyo mengaku senang karena mendapatkan bingkisan tersebut.
"Mewakili petugas perlintasan kereta api kami mengucapkan terimakasih banyak atas perhatian yang diberikan Mas Bup," kata Danang.
Hal senada pun turut diungkapkan oleh warga lain yang menerima parcel yakni Imam Basori (42). Menurutnya, bingkisan tersebut mampu memberikan dukungan kepada dirinya untuk terus aktif dalam kegiatan sosial.
"Meskipun belum pernah ketemu dan bertatap muka langsung, untuk urusan (sosial) ini wujud kami sebagai masyarakat dalam rangka mendukung pemerintah," ungkapnya.
Imam Basori merupakan pria penggagas mobil reaksi cepat. Untuk mendukung kegiatan sosial tersebut terdapat lima unit mobil untuk antar jemput orang sakit yang ingin berobat.
Masyarakat yang memanfaatkan layanan Imam pun tidak hanya berasal dari Kediri saja. Namun masyarakat di luar Kediri turut memanfaatkan layanan tersebut.
"Saat ini, sudah menjangkau Nganjuk, Blitar dan Tulungagung, tapi yang mendominasi warga Kediri baik kota maupun kabupaten," tuturnya.
Pengobatan kemana saja selama masih wilayah Jawa Timur tetap diantar gratis.
"Selama masih wilayah Jawa Timur kita gratiskan, gratis bensin, sopir dan kendaraan tanpa administrasi apapun," ungkapnya.
Adapun untuk biaya operasional, Imam biasa memanfaatkan iuran patungan bersama komunitasnya. Menariknya, mobil-mobil yang digunakan untuk layanan antar jemput gratis itu tak dipasang stiker branding. Hal itu dimaksudkan supaya orang yang membutuhkan layanan itu tetap nyaman.
"Kadang kalau ada tulisannya gratis itu mereka misal mau menggunakan layanan lagi mungkin sungkan. Tujuan kita supaya warga nyaman saja," tutup Imam.
(prf/ega)