Wacana konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke energi listrik, menstimuli siswa di SMKN Nglegok berinovasi. Siswa dari kelas Progli Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) pun melirik sepeda motor matik sebagai bahan percobaan.
Dengan bimbingan Kaprogli TBSM, Agus Pramono, para siswa mulai mencari beragam literasi untuk memodifikasi motor matik berbahan bakar minyak ini menjadi berbahan bakar listrik.
Mereka mulai belanja semua keperluan perakitan. Komponen baterai hingga charger dari motor listrik dibeli para siswa dari Tiongkok melalui media sosial.
"Komponen-komponen itu kemudian dirakit sama anak-anak. Kami menggunakan baterai jenis Lithium ION berkapasitas 72 volt 20 AH, " jelas Agus kepada detikJatim, Selasa (28/2/2023).
Agus mengaku, proses perakitan sepeda motor ini membutuhkan waktu dua pekan. Kendala yang dihadapi tentu saja dana. Karena, harga komponen import itu terbilang mahal untuk ukuran uang saku anak SMA.
"Sepeda motor listrik ini kami beri nama Gili-1. Kepala sekolah kami namanya Pak Yulianto, jadi Gili adalah teknologi Yuli yang ke 1," jawabnya saat ditanya makna di balik nama Gili-1.
Agus mengaku, butuh waktu sekitar 4 jam untuk pengisian baterai sampai penuh. Gili-1 mampu menempuh jarak sampai 60 kilometer dengan kondisi gas penuh. Dan bisa sampai 80 kilometer jika gas tidak penuh.
"Kalau jauh enggaknya tergantung kecepatan gas ya. Kalau digas terus ya cuma 60 kilometer. Tapi kalau santai bawainnya bisa mencapai jarak 80 kilometer. Kecepatan bisa antara 94 sampai 100 kilometer per jam," ulasnya.
Sejak di-launching pada awal bulan sampai hari ini, Gili-1 terus dicoba di berbagai medan. Dari jalanan mulus, terjal hingga tanjakan dan tikungan tajam. Kondisinya masih tetap stabil dan normal. Tingkat keamanannya juga telah memenuhi standar kendaraan roda dua.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Nglegok, Yulianto, mengaku bangga atas karya muridnya. Ia berharap inovasi ini bisa bermanfaat bagi masyarakat umum.
Rencananya sepeda motor listrik ini juga akan diproduksi untuk umum. Namun, saat ini semua proses tengah dikerjakan termasuk perizinan produksi.
"Kami butuh sponsor sekarang. Karena masih perlu beberapa penyempurnaan. Apalagi kalau ada rencana diproduksi masal, mengingat program pemerintah mengkonversi kendaraan BBM ke listrik," pungkasnya.
(hil/iwd)