Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri menyiapkan langkah mitigasi dampak bencana. di puncak musim hujan tahun ini. Salah satunya dengan memperkuat sinergi soliditas antar instansi untuk meminimalisir dan memitigasi dampak bencana.
Untuk memperkuat soliditas antar instansi, digelar apel kesiapsiagaan dan gelar peralatan penanggulangan bencana bersama TNI, Polri, Kejaksaan Negeri, dan stakeholder lainnya. Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Desa Doko Kecamatan Ngasem, Senin (31/10) itu, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Kediri Adi Suwignyo yang mewakili Bupati Kediri Hanindito Himawan Pradana menyampaikan seluruh pihak mesti mewaspadai bencana hidrologi di wilayah Kabupaten Kediri.
"Kabupaten Kediri merupakan salah satu wilayah yang berpotensi dilanda bencana khususnya bencana alam hidrometeorologi, hal ini disebabkan karena wilayah Kabupaten Kediri berada pada dua lereng gunung yaitu Gunung Kelud dan Gunung Wilis serta berada pada daerah aliran sungai besar yang berhulu di kedua gunung tersebut," kata Adi dalam keterangannya, Selasa (1/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melihat besarnya ancaman bencana alam hidrometeorologi tersebut maka kita perlu meningkatkan kewaspadaan, berdasarkan data dari BMKG awal musim hujan sudah dimulai sejak September di beberapa wilayah Indonesia serta puncak musim hujan diperkirakan pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023," imbuh Adi.
Ia mengatakan pelaksanaan apel bertujuan untuk membentuk sinergi dan konsolidasi dalam penanggulangan bencana. Sebab bencana tak bisa diprediksi, Pemkab Kediri memperkuat soliditas antar instansi untuk meminimalisir dampak bencana.
"Pelaksanaan apel ini juga menjadi bukti komitmen kita bersama dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana serta bentuk pemerintah dalam melindungi segenap masyarakat di daerah rawan bencana," sebut Adi.
Adi pun mengimbau agar sinergitas antar stakeholder baik di tingkat kabupaten maupun wilayah kecamatan dan desa dapat ditingkatkan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, serta meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
"Laksanakan pelatihan secara intens dan terpadu terhadap personel yang akan ditugaskan sehingga mereka siap dalam menjalankan tugas dan lakukan pengecekan secara intens dan berkala terhadap seluruh peralatan penanggulangan bencana yang dimiliki oleh masing-masing instansi agar peralatan tersebut siap pakai pada saat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana," urai Adi.
Adi mengimbau agar selama musim penghujan ini masyarakat dan seluruh stakeholder mengantisipasi risiko bencana. Ia menjabarkan sejumlah titik yang perlu diwaspadai adalah wilayah yang berada di lereng gunung, seperti Gunung Kelud, Gunung Wilis dan Gunung Anjasmoro wilayah Kandangan.
"Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat supaya cinta terhadap tanaman dan menggalakkan kembali penghijauan supaya dampak dari bencana alam dapat diminimalisir," pesan Adi.
"Kita siap 24 jam memberikan prioritas pelayanan, perlindungan kepada masyarakat jika terjadi bencana alam," imbuhnya.
(fhs/ega)