.webp)
Lulus menjadi dokter menjadi impian banyak orang, apalagi di usia muda. Seperti Calista Felicia Ghaydaqila yang menyandang gelar sarjana kedokteran di usia 18 tahun.
Peraih IPK 3.64 jurusan kedokteran Universitas Brawijaya ini justru ingin mengabdi di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Calista mengatakan cita-citanya ke depan setelah lulus koas dan jadi dokter umum ingin mengabdi di daerah perbatasan. Karena menurutnya jumlah tenaga kesehatan di daerah tersebut masih terbilang sedikit dan tidak merata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mayoritas dokter banyak yang berada di Pulau Jawa atau daerah asalnya. Saya ingin sekali mengabdi di perbatasan dan menolong warga," kata Calista kepada wartawan, Senin (19/9/2022).
Anak ke-3 dari empat bersaudara tersebut berharap keinginannya mengabdi di perbatasan disetujui orang tuanya. Dirinya ingin mengambil spesialis anak. Karena suatu saat dirinya akan menjadi seorang ibu.
Saat ditanya mengenai bagaimana dia belajar, Calista mengaku bukan tipe mahasiswa yang memaksakan diri. Baginya kunci agar yang diperoleh bisa maksimal adalah belajar di waktu yang efektif.
"Jadi saya bukan tipe yang memaksakan diri untuk belajar. Saya hanya memanfaatkan waktu yang efektif untuk belajar. Misalkan saya belajar di pukul 03.00 WIB dan kalau sudah lelah tidak akan saya lanjutkan. Kalau saya paksakan malah hanya lewat-lewat saja apa yang saya pelajari," ujarnya.
Calista memulai jenjang pendidikan pada usia 4 tahun di sekolah dasar (SD). Lulus dari SD, Calista masuk ke program akselerasi di SMPN 3 Tangerang Selatan dan di SMAN 2 Tangerang Selatan.
Dari sekolah tersebut, Calista mampu menyelesaikan pendidikan selama dua tahun dan masuk jurusan kedokteran pada jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di usia 14 tahun.
(fat/fat)
