Siapa bilang lulus tak tepat waktu, IPK tidak cumlaude, dan kemampuan Bahasa Inggris pas-pasan tidak bisa kuliah di luar negeri? Seorang pemuda Pamekasan berhasil membuktikan bahwa semua itu hanya mitos jika mau berusaha.
Dia adalah Parlaungan Iffah Nasution, pemuda berdarah Batak yang tinggal di Madura. Pria yang akrab disapa Ucok ini baru saja mendapat beasiswa Fullbright yang diberikan yayasan American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) untuk kuliah jenjang master atau S2.
"Iya, kebetulan jurusan yang aku ambil adalah Master of Public Administration with a specialization in Nonprofit Management di Georgia State University," kata Ucok kepada detikJatim, Minggu (24/7/2022).
Dia pun bercerita bahwa sewaktu kuliah S1, dia tidak bisa lulus tepat waktu. Serta tidak mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) cumlaude.
"Saya S1 angkatan 2014, lulus 2019, jadi lama kuliahnya 4,5 tahun. IPK juga 3,3 saja," ucap pria yang besar di Pamekasan ini.
Perjuangan Mendapat Beasiswa dan Kuliah di Luar Negeri
Setelah lulus S1, dia langsung bertekad untuk melanjutkan jenjang S2 di luar negeri. Namun, Ucok mengaku memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang pas-pasan saat lulus. Hal itu membuatnya harus berusaha keras untuk mencapai skor yang menjadi syarat beasiswa.
"Memang saya sangat struggling (berjuang) untuk hal ini. Karena sangat ingin S2 di luar negeri dan dapat beasiswa, jadinya saya ikut bimbingan Bahasa Inggris di Pare, Kediri selama 6 bulan," tutur alumnus jurusan Administrasi Negara Universitas Airlangga (Unair) itu.
"Setelah itu tes pertama kali, hasilnya nggak memuaskan sama sekali. Total ada 6 kali tes Bahasa Inggris yang saja jalani. Yakni 2 kali IELTS, 4 kali TOEFL iBT, baru dapet hasil yang memuaskan," imbuh dia.
Perjuangan belum berakhir sampai di situ. Setelah mendapat hasil kemampuan Bahasa Inggris yang diinginkan, Ucok masih harus berusaha untuk mendapat beasiswa. Total ada 8 jenis beasiswa yang dicoba.
"Dari 2019 sudah coba-coba, mulai dari beasiswa pemerintah Indonesia sampai lembaga di luar negeri seperti Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Alhamdulillah rejekinya dapat di Amerika Serikat pada percobaan ke-8," papar pria yang baru melepas masa lajangnya pada akhir 2021 ini.
(hse/iwd)