Fakta baru terungkap dalam kasus tewasnya Faradilah Amelia Nazwa (21), mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Kabupaten Probolinggo. Hasil autopsi menunjukkan adanya sejumlah tanda kekerasan di tubuh korban yang diduga dilakukan oleh Bripka AS, oknum anggota kepolisian yang juga merupakan kakak iparnya.
Korban dipulangkan ke rumah duka di Dusun Krajan, Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, pada Selasa malam (16/12/2025) sekitar pukul 21.20 WIB. Tak berselang lama, jenazah Faradilah langsung dimakamkan oleh pihak keluarga sekitar pukul 22.00 WIB.
Informasi terkait kondisi jasad korban disampaikan oleh Samsul (40), sopir pribadi keluarga korban, yang ikut mendampingi keluarga saat proses penjemputan jenazah di rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari keterangan yang kami terima, di leher ada bekas cekikan, di dahi bekas pukulan, di bagian nadi terdapat tekanan, dan di paha ada bekas cubitan," ujar Samsul, Rabu (17/12/2025).
Selain temuan itu, Samsul juga mengungkap adanya kejanggalan saat korban ditemukan. Helm yang dipakai korban saat ditemukan di sungai dalam kondisi bersih. Ini tidak sesuai dengan kondisi rambut dan wajah korban yang berlumuran lumpur.
"Rambut dan pipinya penuh lumpur, tapi helmnya bersih seperti baru. Sementara helm asli dan sepeda motor korban justru masih ada di kosnya," jelasnya.
Kondisi itu memunculkan dugaan adanya upaya pengaburan kejadian. Apalagi, telepon genggam dan tas milik korban juga tidak ditemukan saat jasad ditemukan.
"Kami menduga ada upaya dibuat seolah-olah korban menjadi sasaran begal," tambah Samsul.
Di mata keluarga dan orang-orang terdekat, Faradilah dikenal sebagai pribadi pendiam, tertutup, namun penuh perhatian. Saat berada di rumah, korban jarang bepergian kecuali untuk keperluan tertentu.
"Orangnya tidak banyak bicara, tapi sangat perhatian. Kalau saya mengantarnya ke Malang, dia selalu tanya saya sudah makan atau belum, rokok saya masih ada atau tidak," kenangnya.
Hingga kini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut, termasuk mengungkap motif dan peran terduga pelaku. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan oknum aparat serta dugaan kekerasan serius terhadap korban.
(auh/dpe)











































