.webp)
Satreskrim Polresta Sidoarjo membongkar sindikat spesialis ganjal ATM yang beraksi di Rest Area Tol KM 753 arah Sidoarjo-Surabaya. Diduga ada 6 orang pelaku yang terlibat yang mana 3 di antaranya sudah diringkus sedangkan 3 lainnya masih buron.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Christian Tobing mengatakan para pelaku ganjal ATM ini jaringan asal Lampung Timur yang kerap berpindah-pindah daerah untuk beraksi. Mereka sengaja memilih rest area sebagai lokasi karena ramai dan banyak korban panik saat kartu ATM tersangkut.
"Pelaku sudah menyiapkan tusuk gigi untuk mengganjal slot ATM serta puluhan kartu ATM sebagai alat menukar kartu korban. Saat korban panik, mereka pura-pura membantu sambil mencuri PIN dan menukar kartu," ujar Kombes Tobing saat konferensi pers, Selasa (18/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi komplotan ini terjadi pada Jumat, 24 Oktober 2025 sekitar pukul 16.00 WIB di mesin ATM BCA rest area. Korban, MK (56) awalnya tidak curiga ketika kartu ATM-nya tidak bisa digunakan.
Melihat korban panik, tiga pelaku yakni M (36), ES (32), dan MU (50) masuk ke ruang ATM dan menawarkan bantuan. M menukar kartu milik korban dengan kartu miliknya yang warnanya serupa, sedangkan 2 rekannya mengintip PIN dari sisi kanan dan belakang.
Begitu kartu korban di tangan pelaku, komplotan ini langsung kabur dan melakukan transaksi. Total uang korban yang raib mencapai Rp 135 juta, terdiri dari Transfer ke rekening BCA atas nama Dwi Puspita Sari: Rp 100 juta, Transfer ke Bank BRI atas nama Fauziah Fawas Nafi: Rp 20 juta, dan Penarikan tunai di mesin ATM senilai Rp 15 juta.
 Kapolresta Sidoarjo mengungkap jaringan sindikat pengganjal ATM di Rest Area Tol Sidoarjo yang berasal dari Lampung. Mereka diringkus di Magelang. (Foto: Suparno/detikJatim) |
Setelah menerima laporan polisi LP/B/282/XI/2025, tim Opsnal Satreskrim melakukan pelacakan. Ketiga pelaku diringkus saat berada di sebuah homestay di Borobudur, Magelang, pada 10 November 2025. Saat itu mereka sedang bersiap beraksi lagi di wilayah Magelang.
"Tiga pelaku lainnya berinisial AD, I, dan B masih DPO. Peran mereka sebagai pengawas, sopir, dan penerima transfer hasil kejahatan," jelas Kombes Tobing.
Polisi menyita sejumlah barang bukti dari tangan pelaku, di antaranya, 54 kartu ATM berbagai bank 6 tusuk gigi untuk mengganjal mesin ATM Cutter, amplas, dan pakaian yang terekam CCTV dan 1kartu ATM milik korban.
Menurut hasil pemeriksaan, uang hasil kejahatan sebesar Rp 135 juta dibagi rata 5 pelaku, masing-masing mendapatkan Rp 17,5 juta. Uang itu dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan foya-foya, serta menyewa mobil dan penginapan.
"Para pelaku dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara," tegas Tobing.
Kombes Christian Tobing mengimbau masyarakat tetap waspada ketika bertransaksi di ATM, terutama di area publik. "Jika kartu tersangkut atau mesin error, segera hubungi call center bank. Jangan percaya pada orang yang tiba-tiba menawarkan bantuan," pesan Tobing.
(dpe/abq)
