Seorang pria mengaku kiai salah satu ponpes di Jombang berhasil menipu seorang wanita di Menganti, Gresik. Kiai gadungan itu membawa kabur perhiasan senilai Rp 55 juta.
Peristiwa itu terjadi ketika korban bernama Nurmia (59) warga Perum Impian Recidence, Menganti hendak ke pasar di kawasan Desa Hulaan, Menganti.
Korban yang berjalan kaki didatangi seorang pria yang turun dari mobil Calya putih di depan lapak penjual kerang pedas. Pria itu bertanya arah jalan menuju Lakarsantri, Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurmia menjelaskan kepada pria itu arah jalan yang diminta. Selanjutnya, pria itu meminta Nurmia masuk ke dalam mobil karena ada seorang kiai yang hendak berbicara.
"Setelah korban menunjukkan alamat, salah satu pelaku itu mengatakan bahwa 'Pak kiai ingin berbicara dengan korban di dalam mobil'. Karena tak merasa curiga, korban masuk ke dalam mobil," kata Kapolsek Menganti AKP Moch Dawud, Selasa (28/10).
Saat berada di dalam mobil itulah seorang laki-laki mengenakan serban, baju batik, dan sarung mengaku kiai dari salah satu ponpes di Jombang menanyakan apakah korban punya masalah dengan tetangga?
"Korban pun menjawab tidak ada masalah dengan tetangga. Pelaku mengganti pertanyaan apakah korban mau pergi umrah? Korban menjawab iya," tutur Dawud.
Mendapat jawaban itu, kiai gadungan berserban itu meminta korban melepas perhiasan emas dengan total berat 44,9 gram dengan rincian 1 gelang, 1 kalung, 1 anting, dan 1 cincin.
Saat melepas anting dan kalung, korban dibantu pelaku lain yang duduk di kursi pengemudi.
"Setelah dilepaskan, perhiasan korban dibungkus uang Rp 100 ribu milik korban kemudian perhiasan tersebut diserahkan kepada pelaku yang berserban," terang Dawud.
Karena pelaku berdalih akan mendoakan panjang umur dan diberikan rezeki berlimpah, korban menyerahkan perhiasan itu dengan sukarela.
"Demi meyakinkan korban, pelaku berpura-pura membacakan doa dan memasukkan perhiasan itu ke dalam plastik putih," jelas Dawud.
Setelah itu, kata Dawud, pelaku memberikan plastik putih itu kepada korban dan berpesan untuk membukanya setelah salat Zuhur. Bukan hanya itu, agar korban tidak curiga, pelaku juga meminta korban membasuh perhiasan itu dengan air wudhu.
"Pelaku juga minta agar air bekas mencuci perhiasan tersebut agar diminum," lanjut Dawud.
Tanpa curiga korban pun pulang dengan membawa plastik putih yang ia kira berisi perhiasan miliknya. Namun saat bertemu putrinya korban baru sadar jika perhiasan miliknya tidak ada di kantong plastik yang ia bawa.
"Saat ditanya putrinya, korban menceritakan semua yang dialami. Namun karena putrinya curiga dan langsung membuka plastik ternyata kosong. Atas kejadian itu korban mengalami kerugian sekitar Rp 55 juta," katanya.
Dawud menerangkan saat ini pihaknya sedang melakukan penyelidikan dan pemeriksaan di lokasi kejadian. Termasuk memeriksa sejumlah CCTV yang ada di sekitar lokasi.
"Saat ini masih kami lakukan penyelidikan dan pemeriksaan. Nanti kami update lagi," pungkasnya.
(dpe/abq)











































