Eks dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Imam Muslimin atau Yai Mim menegaskan tidak akan mundur melawan Sahara dkk. Yai Mim juga menolak untuk damai dalam perseteruan berujung saling lapor di kepolisian itu.
Yai Mim mengatakan, genderang perang melawan Sahara telah ditabuh. Dengan begitu, pantang dirinya untuk mundur.
"Kalau genderang perang sudah ditabuh, tidak ada namanya mundur," kata Yai Mim kepada wartawan di Polresta Malang Kota, Senin (20/10/2025).
Secara khusus, Yai Mim juga berpesan kepada tim kuasa hukumnya, yang memberikan pendampingan hukum di Polresta Malang Kota.
Dalam pesan itu, Yai Mim meminta tim kuasa hukumnya menggunakan prinsip perang Kerajaan Majapahit. Yaitu ibarat belakang menyambar mangsa.
"Pesan saya kepada pengacara saya, kita menggunakan prinsip perang Majapahit yaitu belalang menyambar mangsa," katanya.
Jargon perang 'Belalang Menyambar Mangsa' diibaratkan Yai Mim adalah sebuah pertarungan hingga menghabiskan lawan hingga keseluruhan tanpa ampun.
"Tidak ada namanya mediasi dan damai. Belalang menyambar mangsa sampai habis seakar-akarnya," ucapnya.
Beberapa kasus menyeret Sahara telah dilaporkan Yai Mim ke Polresta Malang Kota, mulai pencemaran nama baik, ujaran kebencian, pelanggaran Undang-Undang ITE, persekusi hingga penistaan agama.
Kubu Sahara pun tak ambil diam, Yai Mim juga dilaporkan telah mencemarkan nama baik sekaligus pelanggaran ITE. Tak hanya itu, Yai Mim turut dilaporkan telah melakukan pelecehan serta pornografi.
Hari ini, Yai Mim dimintai keterangan penyidik Satreskrim Polresta Malang Kota atas laporan persekusi beberapa waktu lalu. Berikutnya Yai Mim diperiksa dengan status terlapor pencemaran nama baik dilayangkan Sahara sebelumnya.
Simak Video "Video: Yai Mim Bawa Bukti Baru Laporkan Sahara atas Persekusi-Penistaan Agama"
(auh/hil)