Target 'Perang' Yai Mim Lawan Sahara: Menang atau Tidak Kalah!

Target 'Perang' Yai Mim Lawan Sahara: Menang atau Tidak Kalah!

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 07 Okt 2025 19:30 WIB
Yai Mim bersama kuasa hukumnya datangi panggilan polisi
Yai Mim bersama kuasa hukumnya datangi panggilan polisi. (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Kota Malang -

Eks dosen UIN Maulana Malik Ibrahim, Imam Muslimin alias Yai Mim telah menabuh genderang perang melawan tetangganya, Sahara meski sebelumnya dia mengaku telah memaafkan yang bersangkutan. Dia akan memperkarakan pihak Sahara untuk sejumlah pasal.

Konflik bertetangga antara Yai Mim dengan Sahara berujung saling lapor ke Polresta Malang Kota. Dalam konflik ini, Yai Mim juga sempat diusir dari lingkungan tempat tinggalnya hingga terungkap bahwa pengusiran ini adalah akal-akalan Ketua RT dan Ketua RW yang bersekongkol dengan Sahara.

Yai Mim bersama tim kuasa hukum tidak akan mundur sedikit pun dalam menghadapi Sahara dan sejumlah orang yang telah menyudutkan dirinya secara hukum. Genderang perlawanan tidak akan dia hentikan hingga dirinya mendapatkan kemenangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa? karena Sahara memukul genderang perang, saya pun memukul genderang perang. Saya tunjuk panglima perang (kuasa hukum). Hanya dua, menang atau tidak kalah," tegasnya di hadapan wartawan, Selasa (7/10/2025).

Doktor di bidang filsafat dan tasawuf itu menegaskan bahwa dalam perang hanya ada 2 pilihan. Dia bahkan menyebutkan telah menyiapkan pasukan perang untuk melawan Sahara.

ADVERTISEMENT

"Target perang adalah menang atau tidak kalah. Pasukan saya dalam rangka perang melawan Sahara," sambung Yai Mim.

Sejatinya, antara Yai Mim dengan Sahara sudah saling bermaaf-maafan. Dalam satu kesempatan Sahara sudah meminta maaf demikian halnya Yai Mim juga telah meminta maaf.

"Dia (Sahara) sudah minta maaf, aku juga sudah minta maaf. Sudah saya maafkan. Tapi saya serahkan ke lawyer (kuasa hukum) saya. Saya katakan pada dia (kuasa hukum saya), jangan mundur, lanjut!" ujar Yai Mim.

Yai Mim mengaku dirinya bersama tim kuasa hukumnya telah menyiapkan langkah-langkah hukum agar tujuannya dalam memenangkan peperangan ini dapat tercapai meski sebelumnya dia menyatakan sudah memaafkan Sahara, suami, dan orang-orang yang sempat menyudutkan dirinya.

Dia bahkan mengaku sudah memaafkan seluruh orang-orang di sekelilingnya. Tapi bagi Yai Mim, mereka termasuk Sahara dan Sofyan suaminya tidak perlu minta maaf karena kebenaran menurutnya relatif. Dia pun menghormati Sahara dan Sofyan yang mengklaim pihak mereka yang benar.

"Semua saya maafkan. Menurut saya mereka tidak salah, Sahara dan sebagainya karena kebenaran menurut itu sangat subjektif," kata Yai Mim. "Mereka merasa benar, saya menghormati, tapi apakah itu nanti benar betul atau tidak itu urusannya Agustian Siagian (kuasa hukumnya)."

Konflik Yai Mim Vs Sahara diawali saat Yai Mim yang mewakafkan tanah depan rumahnya untuk jalan umum, protes kepada tetangganya Sahara, pemilik rental mobil yang kerap memarkir mobilnya di depan rumah Yai Mim. Hal ini membuat Yai Mim kerap kesulitan mengeluarkan mobil untuk beraktivitas.

Konflik ini pun berkepanjangan hingga Sahara memviralkan aksi Yai Mim yang gulung-gulung di tanah hingga berpura-pura stroke. Aksi itu terjadi saat Yai Mim mendapatkan intimidasi dari Sahara dan seorang lainnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads