DPRD Surabaya Dorong Penguatan Literasi Digital di Tengah Masyarakat

DPRD Surabaya Dorong Penguatan Literasi Digital di Tengah Masyarakat

Deny Prastyo - detikJatim
Selasa, 16 Sep 2025 21:10 WIB
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Fenomena demonstrasi yang bergulir beberapa waktu lalu menjadi cermin bagi Kota Pahlawan. Demonstrasi bukan lagi sekadar suara di jalanan, tetapi suara yang lahir dari jagat maya yakni media sosial, yang digerakkan oleh tagar, dan disulut arus informasi yang kadang belum tentu kebenarannya.

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni mengingatkan bahwa kondisi ini adalah alarm keras betapa pentingnya literasi digital. Hal itu dia sampaikan usai menjadi pembicara dalam kuliah tamu di universitas Bhayangkara Surabaya.

"Hari ini kita tidak lagi bisa memandang remeh. Fenomena demonstrasi menunjukkan bagaimana hashtag bisa menggerakkan massa. Maka literasi digital bukan sekadar program, melainkan kebutuhan mendesak," kata Fathoni dalam keterangan yang diterima, Selasa (16/09/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politisi yang juga mantan aktivis ini menilai, Pemerintah Kota Surabaya perlu kembali menghidupkan program literasi digital yang pernah dijalankan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan kota Surabaya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, generasi muda harus dibekali kemampuan memilah, menyaring, dan menilai informasi.

"Jangan biarkan anak-anak muda kita terseret arus informasi yang menyesatkan. Jadikan mereka agent of truth, agen kebenaran yang berani melawan hoaks dan narasi manipulatif," ujarnya penuh penekanan.

Fathoni mendorong pelibatan komunitas pemuda, seperti Pemuda Tangguh dan Karang Taruna, untuk menjadi ujung tombak gerakan literasi.

Bagi dia, literasi digital tak bisa hanya berhenti di ruang kelas atau seminar, tetapi harus hidup di tengah masyarakat.

Selain terus menghidupkan Taman Baca Masyarakat (TBM) yang ada di balai RW, Fathoni mengusulkan agar Pemkot juga menghadirkan perpustakaan dengan konsep yang lebih humanis, ramah keluarga, dan menyatu dengan alam di kawasan timur Surabaya, dekat RS Eka Candra Rini.

"Bayangkan sebuah ruang di mana anak-anak bisa bermain leluasa, sementara orang tua bisa dengan tenang membaca. Perpustakaan yang mudah diakses masyarakat sambil berekreasi," tuturnya.

Menurut Fathoni, kombinasi literasi digital dan perpustakaan yang inklusif akan melahirkan warga Surabaya yang kritis, tangguh, sekaligus adaptif terhadap perubahan zaman.

"Inilah investasi jangka panjang. Karena membangun kota bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga membangun pikiran warganya," pungkasnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads