Ratusan orang perusuh yang melakukan aksi anarki hingga pembakaran di sejumlah daerah di Jatim telah. Polda Jatim akan memproses hukum sebagian dari mereka, sedangkan lainnya dipulangkan.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Jules Abraham Abast mengatakan unjuk rasa berujung anarkis tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga di Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Kediri, Kabupaten Kediri, dan Sidoarjo.
Dalam proses penanganan setelah kerusuhan itu, dia sebutkan bahwa Polda Jatim telah mengamankan sebanyak 580 orang diduga perusuh. Sebagian diantaranya akan diproses hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"479 orang dipulangkan setelah didata serta diserahkan kepada orangtua maupun LBH. Sebanyak 89 orang diproses hukum, 12 orang masih dalam pemeriksaan," ujar Abast dalam konferensi pers di Bidhumas Polda Jatim, Selasa (2/9/2025).
Abast menyebutkan kericuhan terjadi di 18 titik, termasuk DPRD Jatim. Selain itu, kerusuhan hingga penjarahan juga terjadi di Polsek Tegalsari dan Gedung Negara Grahadi.
Di Kediri Kota, ada 20 orang diamankan. 7 diantaranya diproses hukum dan 13 dipulangkan. Kemudian di Kabupaten Kediri ada 12 orang masih dalam pemeriksaan.
Selain itu, ada sebanyak 288 orang diamankan di Surabaya. Dari jumlah itu, ada 22 orang yang akan diproses hukum sedangkan 266 orang lainnya telah dipulangkan.
Abast menyatakan di Kota Malang juga terjadi hal serupa. Ia menegaskan kerusakan terjadi di 15 pos polisi. Selama kerusuhan terjadi, petugas mengamankan 61 orang dengan rincian 13 orang diproses hukum tanpa penahanan dan 44 orang dipulangkan.
"Dalam aksi tersebut terdapat perusakan dan penjarahan, khususnya di kawasan Polsek Tegalsari Surabaya," ujar Abast.
Ia memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Surabaya terkendali. Serta relatif aman dan kondusif.
Abast menyatakan Polda Jatim berkomitmen menjaga stabilitas keamanan di Surabaya maupun kota serta kabupaten lainnya. Diantaranya dengan upaya preventif dengan kolaborasi dengan masyarakat.
(dpe/abq)