Kasus pemalakan yang dilakukan emak-emak dengan modus sumbangan Agustusan di toko Pods Authentic Jalan Gemblongan, Surabaya berakhir damai. Hal itu usai dilakukan mediasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji.
"Tidak ada laporan di kita (Polsek Bubutan). Langsung dimediasi oleh Wawalkot Surabaya," ujar Kapolsek Bubutan Kompol Vonny Farizky, Kamis (14/8/2025).
Lebih lanjut, Kanit Reskrim Polsek Bubutan Ipda Martinus Simanjuntak menjelaskan, usai peristiwa itu viral di media sosial, pihaknya langsung mendatangi korban sebab tidak ada laporan resmi ke kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi dari detik pertama itu ramai di sosial media, kita sudah terjunkan Bhabinkamtibmas. Karena kan gak ada laporan ke kami. Nah setelah Bhabinkamtibmas kami terjunkan, ternyata itu sudah ada sosialisasi mau turun dari Pemkot Surabaya dan kecamatan," jelasnya.
Setelah itu, pihaknya melakukan upaya tindak lanjut. Namun menurutnya, korban belum berkenan membuat laporan resmi.
"Kita tindaklanjuti, 'bapak berkenan mau laporan atau gimana'. Katanya 'tidak pak nanti ada pemkot dan kecamatan'. Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu, bapak Wawali didampingi Camat dan Kelurahan Alun-alun Contong hadir di situ untuk duduk mediasi hal tersebut," beber Martinus.
Hingga saat ini, pihaknya memastikan tidak ada laporan resmi yang dilayangkan atas kasus ini ke kepolisian. Sehingga dipastikan kasus ini selesai secara damai lewat mediasi.
"Kita sudah coba apakah ada mau membuat laporan atau tidak, ternyata memang dimediasi langsung oleh pimpinan kita Bapak Wawali Armuji," tukasnya.
Sebelumnya, viral di media sosial tiga orang emak-emak diduga melakukan pemalakan di toko Pods Authentic di Jalan Gemblongan, Kelurahan Alun-alun Contong. Ketiga orang itu mengaku dari RT RW setempat meminta sumbangan untuk Agustusan.
Kasus pemalakan itu pun berbuntut panjang. Pemilik toko Kevin Wiliam (22) melaporkan aksi itu ke polisi.
"Hari H (lapor polisi), kurang lebih setengah jam atau 1 jam setelah kejadian itu atas dugaan pungli," kata Kevin saat ditemui detikJatim di tokonya, Senin (11/8/2025).
Menurut Kevin, kasus itu sebenarnya sudah dimediasi oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Hasilnya sudah berdamai dengan dua dari tiga emak-emak, tapi dia juga diminta membuat video klarifikasi usai viral.
"Mau dibilang, damai ya nggak begitu damai, dibilang nggak selesai selesai ya enggak juga. Meski selesai ya itu keras hati juga. Banyak warga sekitar yang mungkin lebih memihak 3 ibu-ibu itu sinis juga melihat saya. Selebihnya netizen yang menilai. Nggak damai sebenarnya," katanya.
Alasan lain dirinya melapor ke polisi karena dirinya sempat mendapat tindakan rasis. Ini setelah ia enggan memberikan sumbangan yang nominalnya Rp 500 ribu.
"Terkait rasisme, situasi nggak kondusif, saya mau langsung pergi keluar, saya ada janji mau meeting. Ketika mau pergi, mobil saya digedor, kaca dipukul, dikatai Cino medit (pelit). Ada saksinya dari toko sebelah, karyawan," bebernya.
(auh/hil)