Keluarga besar driver ojol wanita berinisial SAC (24), yang dibunuh oleh Syahrama lalu jenazahnya dibuang di Gresik usai dibungkus kardus dan plastik, membantah keras tudingan penipuan PNS. Ibu kandung SAC membantah bahwa putrinya itu menjanjikan seseorang menjadi PNS.
Ibu kandung SAC, Sumaiyah menegaskan bahwa tuduhan itu hanya upaya pelaku untuk mengaburkan motif yang sebenarnya. Dia sampaikan itu saat ditemui di rumah duka di kawasan Sekardangan, Sidoarjo pada Rabu (30/7/2025).
Sumaiyah menegaskan bahwa anaknya bukanlah orang yang suka memanfaatkan orang lain. Apalagi untuk menipu dengan modus menjanjikan seseorang menjadi PNS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu bohong! Anak saya nggak mungkin seperti itu. Dia bukan orang kekurangan, malah sering bantu orang," kata Sumaiyah dengan mata berkaca-kaca saat ditemui detikJatim.
SAC, menurut Sumaiyah, dikenal sebagai pribadi mandiri dan dermawan. Putrinya itu bahkan rutin membantu keluarga angkatnya di Mojokerto, termasuk mengirim uang bulanan untuk kebutuhan adik-adik angkatnya.
Khumaini, ibu angkat Sevi yang tinggal di Trowulan, Mojokerto turut membenarkan itu. Dia terakhir kali menerima bantuan uang dari Sevi pada akhir bulan lalu.
"SAC kirim Rp300 ribu lewat rekening tetangga. Dia memang perhatian banget sama keluarga di sini," kata Khumaini yang masih berada di rumah duka. Dia sampaikan itu dengan suara bergetar.
SAC dibesarkan oleh keluarga angkat sejak bayi hingga SMP sebelum kembali diasuh oleh orang tuanya di Sidoarjo. Selama hidupnya, ia dikenal sebagai pribadi yang baik dan tidak pernah terlibat hal-hal mencurigakan.
Terkait pertemuan SAC dengan sang pembunuh, Syahrama, Sumaiyah menyebutkan bahwa SAC sempat bilang dia ditawari pekerjaan. Sumaiyah pun turut senang, itu bisa menambah penghasilan putrinya yang dermawan.
"Dia sempat bilang mau kerja jadi admin. Katanya cuma nginput barang kalau ada yang masuk. Saya pikir senang, bisa nambah penghasilan," kata Sumaiyah.
Teman dekat korban juga membenarkan hal itu. Bahkan, korban sempat mengirimkan tangkapan layar percakapan dengan pelaku yang menyebutkan tentang tawaran pekerjaan di tempat fotokopi.
Fakta-fakta itu membuat keluarga semakin yakin bahwa pelaku sudah merencanakan pembunuhan itu dengan lebih dulu menjebak Sevi menggunakan modus tawaran kerja.
"Kami yakin ini direncanakan. Diajak kerja, tapi pas sampai malah langsung disakiti. Ini bukan spontan," kata Sumaiyah.
Keluarga berharap polisi tidak hanya berhenti pada pengakuan sepihak dari pelaku, tetapi tapi benar-benar menggali motif sebenarnya di balik perlakuan keji yang telah dilakukan Syahrama kepada SAC hingga korban meninggal.
"Jangan sampai anak saya yang jadi korban, malah seolah-olah pelaku. Tolong, ungkap semua dengan terang. Kami ingin keadilan," tegas Sumaiyah.
(dpe/abq)