Kasus pengeroyokan siswa SMP di Doko, Kabupaten Blitar saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) resmi diselidiki polisi. Ini setelah keluarga korban menempuh jalur hukum.
Kasat Reskrim Polres Blitar, AKP Momon Suwito mengatakan pihaknya telah memeriksa sebanyak 20 orang terkait pengeroyokan tersebut. Dari situ, diduga motif pengeroyokan karena para pelaku dendam dengan korban.
Momon menyebut peristiwa pengeroyokan itu diduga karena ada motif balas dendam. Para siswa terduga pelaku menyebut pengeroyokan itu terjadi karena perilaku korban yang juga pernah membully siswa lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Motif awal diduga karena adanya tindakan saling membully diantara sesama siswa (pelaku). Kemudian berujung pada aksi balas dendam. Tapi ini masih kami dalami dulu," kata Momon Suwito, Selasa (22/7/2025).
Momon menyebutkan ada sekitar 20 saksi yang dimintai keterangan terkait dugaan pengeroyokan korban. Saksi tersebut terdiri dari siswa yang diduga terlibat dalam aksi viral tersebut.
"Ada sekitar 20 saksi yang kami mintai keterangan terkait peristiwa itu. Mulai dari siswa yang diduga terlibat, guru dan keluarga korban. Seluruhnya kami minta keterangan," ujarnya kepada detikJatim, Selasa (22/7/2025).
Momon mengatakan peristiwa dugaan pengeroyokan itu terjadi saat seorang siswa baru WV (12) dipanggil oleh kakak kelasnya dan diajak ke kamar mandi belakang sekolah.
Di lokasi, sudah ada sekitar 20 siswa yang telah berkumpul. Selanjutnya korban diolok-olok dan dipukul seorang siswa lainnya. Korban dipukul pada pipi dan ditendang pada bagian perut.
(dpe/abq)