Rekonstruski perampokan sadis di Gresik yang dilakukan Ahmad Midhol bersama Asrofin yang menewaskan Wardatun Toyibah digelar polisi. Dalam rekonstruksi tersebut, Ibu dan keluarga Wardatun datang untuk melihat langsung reka ulang aksi perampokan tersebut.
Pantauan detikJatim, ibu Wardatun datang ke lokasi dengan digandeng cucunya untuk menyaksikan putrinya dibunuh secara sadis di depan cucunya. Namun, belum sempat masuk ke lokasi kejadian, ia tak kuat menahan tangis.
"Lapo anakku mbok pateni," kata ibu korban sembari menangis dihadapan warga dan polisi, Senin (7/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu, membuat polisi meminta agar Ibu korban tidak menyaksikan rekonstruksi tersebut. Dengan dibujuk cucu dan bibi korban, ia pun pergi meninggalkan area rekonstruski.
Ulfa, bibi korban mengatakan sangat mengapresiasi tindakan yang dilakukan Polres Gresik. Pihak keluarga saat ini bisa tenang setelah Midhol, otak sekaligus perampokan yang menewaskan keponakannya sudah diamankan.
"Terima kasih Polres Gresik telah menangkap pelaku pembunuh keponakan saya," kata Ulfa.
Meski sudah diamankan, keluarga berharap Midhol Dihukum berat. Sebab, semenjak dibunuh pelaku, korban meninggalkan balita yang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu.
"Kalau perlu dihukum mati. Karena hutang beras dibayar beras, hutang nyawa dibayar nyawa," kata Ulfa.
Kembalinya Ahmad Midhol ke Desa Ima'an setelah menjadi buronan selama 1 tahun, membuat warga kesal. Apalagi, semenjak dijadikan DPO, keluarga Midhol tak pernah meminta maaf atau hanya sekadar menyapa kepada keluarga korban.
"Itu keluarganya Midol gak pernah datangi keluarga korban. Minta maaf aja gak pernah. Malah nyembunyikan pembunuh," pungkasnya.
Meski salah satu lokasi rekontruksi berada di rumah Midhol, tak satupun keluarga Midhol tampak. Bahkan rumah keluarga Midhol pun tertutup rapat.
(auh/abq)