Penusuk Pesilat Saat Konvoi di Malang: Kalau Diam Saya Mati

Penusuk Pesilat Saat Konvoi di Malang: Kalau Diam Saya Mati

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 05 Jul 2025 12:20 WIB
Faturrochim (25), tersangka penusuk pesilat hingga tewas saat bersama Kapolresta Malang Kombes Nanang Haryono
Faturrochim, tersangka penusul pesilat hingga tewas bersama Kapolresta Malang Kota Kombes Nanang Haryono. (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta -

Faturrochim (25), warga Plaosan Barat, Kota Malang menusuk salah satu peserta konvoi pesilat hingga tewas, karena membela diri. Sebelumnya, Faturrochim terganggu dengan kebisingan suara knalpot motor para pesilat hingga berujung saling memaki.

Peristiwa berdarah ini terjadi di Jalan Panji Suroso, Kota Malang, Jumat (4/7/2025), pukul 01.30 WIB.

Melalui kuasa hukumnya Dimas Juardiman, pelaku mengungkapkan jika peristiwa berawal saat dirinya mengonsumsi minuman keras bersama teman-temannya di sebuah warung nasi goreng di sekitar lokasi kejadian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar pukul 22.30 WIB, rombongan konvoi salah satu perguruan silat melintas dengan suara bising hingga menutup jalan. Melihat itu, pelaku hanya membiarkan saja.

Namun, sekitar pukul 01.30 WIB, konvoi kembali melintas dan berhenti di depan lokasi. Suara bising knalpot rombongan konvoi akhirnya merubah situasi.

ADVERTISEMENT

Pelaku berusaha untuk menegur hingga menghampiri rombongan konvoi hingga tepi jalan. Saat itulah, Faturrochim mengaku dipukul oleh salah satu rombongan.

"Mereka bleyer-bleyer depan dagangan. Aku teriaki, terus aku maju ke jalan. Tiba-tiba ada yang turun dan langsung mukul saya. Setelah itu dikeroyok, dilempari batu, jatuh saya," kata Faturrochim melalui kuasa hukumnya, Sabtu (5/7/2025).

Dalam kondisi terdesak, Faturrochim akhirnya mengeluarkan pisau lipat yang biasa dibawanya saat bekerja sebagai ojek online (ojol) pada malam hari.

Awalnya Faturrochim hanya berniat menakut-nakuti saja. "Saya niatnya nakut-nakutin, tapi ternyata ada yang kena. Kalau saya diam, saya mati," tegasnya.

Dalam situasi itu, pelaku sempat berusaha menyelamatkan diri dengan bersembunyi di sebuah gudang bersama temannya. Lalu berpindah ke dalam mobil karena merasa tidak aman.

Faturrochim mengaku selalu membawa pisau sejak pernah menjadi korban begal di kawasan Janti, Kota Malang saat bekerja sebagai ojek online di malam hari.

"Sejak itu saya selalu bawa pisau, buat jaga-jaga," ungkapnya.

Dalam peristiwa itu, ada tiga orang dari bagian rombongan konvoi terluka akibat senjata tajam. Faturrochim mengaku hanya berempat, sedangkan pihak konvoi disebutnya berjumlah belasan dan menyerang terlebih dahulu.




(Muhammad Aminudin/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads