Pengeroyokan Pelajar SMK di Malang Berakhir Damai, Ini Alasannya

Pengeroyokan Pelajar SMK di Malang Berakhir Damai, Ini Alasannya

Muhammad Aminudin - detikJatim
Jumat, 06 Jun 2025 19:15 WIB
Staf kesiswaan Huda
Staf kesiswaan Huda (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Kasus pengeroyokan seorang pelajar SMK di Jalan Andalas Tengah, Kota Malang, berakhir damai. Orang tua korban memilih untuk mencabut laporan polisi.

Keputusan pencabutan laporan di Polresta Malang Kota dilakukan langsung oleh Naura, ibu korban berinisial A (16), pada Kamis (5/6/2025) siang.

Dengan pencabutan laporan tersebut, pelaku utama pengeroyokan juga merupakan pelajar dari salah satu SMK negeri di Kota Malang itu, dipastikan tetap dapat bersekolah seperti biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelaku hanya akan menerima sanksi berupa pembinaan religi, mengaji, serta membersihkan WC sekolah.

Ibu korban berdalih pencabutan laporan polisi, karena menganggap pelaku dan keluarganya sudah memiliki iktikad baik, sekaligus bertanggung jawab atas apa yang dialami korban.

ADVERTISEMENT

"Keluarga pelaku sudah punya etikat baik, sudah mau bertanggungjawab. Anaknya (pelaku) juga sudah dapat hukuman dari sekolah, ya sudah saya cabut saja," ujar Naura kepada wartawan, Jumat (6/6/2025).

Naura menjelaskan bahwa seluruh biaya pengobatan putranya, yang mengalami luka di bagian kepala dan wajah, telah ditanggung oleh keluarga pelaku.

Naura awalnya melaporkan kejadian pengeroyokan yang menimpa anaknya ke Polresta Malang Kota pada Kamis (29/5/2025) lalu.

Adanya pengeroyokan tersebut pertama kali diterima keluarga korban dari Ketua RW di lokasi kejadian. Mengenai pemicu kejadian, pihaknya enggan memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Pelakunya yang B ini kan. Satu saja. Kalau teman-temannya hanya ikut saja tapi tidak melakukan apapun," bebernya.

Proses mediasi antara pihak sekolah, ibu korban, dan keluarga pelaku telah dilakukan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polresta Malang Kota,
sebelum pencabutan laporan.

Naura berharap kejadian serupa tidak akan terulang kembali. "Harapannya semoga tidak terulang lagi, sama anak-anak lain juga tidak terulang lagi," harapnya.

Sementara staf kesiswaan di sekolah pelaku dan korban, Huda menambahkan, bahwa pelajar berinisial B yang menjadi pelaku tidak akan dikenai skorsing. Huda juga mengatakan bahwa insiden pengeroyokan terjadi di luar jam sekolah.

"Tetap masuk sekolah. Tidak ada (skorsing), hanya kita bina supaya lebih baik lagi," ujarnya terpisah.

Huda menuturkan, sebagai bentuk kedisiplinan yang akan diterapkan kepada pelaku utama yaitu berupa pembinaan religi. Selain kegiatan mengaji setiap hari.

"Ngaji setiap hari, ada ngosek (membersihkan) WC juga ada. Pembinaan nanti terhadap pihak Dokdikjur juga ada yang kita rencanakan, biasanya akhir semester seperti itu," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMK di Kota Malang menjadi korban pengeroyokan. Korban berinisial A (16), ini mengalami sejumlah luka memar pada wajah dan harus dirawat intensif di rumah sakit.

Peristiwa pengeroyokan terjadi pada Rabu (28/5/2025), sekitar pukul 17.00 WIB di Jalan Andalas Tengah, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Budi, Ketua RT setempat membenarkan adanya peristiwa pengeroyokan tersebut. Kabar itu ia peroleh dari laporan petugas keamanan.

"Saya dapat laporannya dari petugas keamanan, namun untuk detilnya saya kurang tahu, tetapi yang jelas korban sudah dibawa dan dirawat di RSI Aisyiyah," kata Budi kepada wartawan, Jumat (30/5/2025).




(auh/abq)


Hide Ads