Siang itu, Minggu (25/5/2025), suasana SD Negeri Panjeng di Kecamatan Jenangan, Ponorogo, seperti biasa tampak lengang. Namun di balik keheningan sekolah, dua bocah cilik (bocil) terekam kamera CCTV tengah melakukan aksi yang membuat hati para guru dan orang tua tercabik: mencuri.
Dalam rekaman yang viral di media sosial, tampak seorang bocah dengan polosnya masuk ke ruang guru. Tangannya dengan lincah mengobok-obok meja, matanya mencari sesuatu yang mungkin diincar. Setelah puas, dia menggondol tiga laptop Chromebook, aset sekolah yang sejatinya menjadi jendela bagi anak-anak desa untuk menggapai dunia.
"Yang hilang tiga chromebook bantuan dari pemerintah dan uang tabungan anak-anak yang disimpan bapak ibu guru, ada Rp70 ribu," tutur Ruri Sari Asri, guru kelas 4 SDN Panjeng, Selasa (27/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suaranya berat, matanya berkaca-kaca saat menceritakan betapa anak-anak yang menjadi harapan masa depan justru harus kehilangan alat belajar mereka.
Kejadian itu baru diketahui esok harinya, Senin (26/5/2025), saat para guru datang ke sekolah. Gembok pintu ruang guru tampak rusak, dicongkel.
"Kami segera mengecek CCTV dan ternyata terlihat jelas dua bocah itu melakukan pencurian," lanjut Ruri.
Pihak sekolah awalnya berharap masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tanpa harus menyeret para pelaku kecil ke ranah hukum. Namun setelah berdiskusi panjang, mereka akhirnya melaporkan kejadian ini ke Polsek Jenangan.
"Kami ingin barang-barang itu kembali, dan anak-anak ini mendapat pembinaan yang baik," ucap Ruri.
Kejadian ini meninggalkan perasaan campur aduk bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Bukan hanya soal kehilangan barang berharga, tapi juga luka batin melihat anak-anak yang seharusnya menimba ilmu justru terjerumus dalam aksi yang tak seharusnya.
"Ini kejadian pertama di sekolah kami. Kami akan memperketat pengamanan, mungkin menambah CCTV dan memperkuat gembok pintu," ujar Ruri.
Meski laptop dan uang telah raib, yang hilang sesungguhnya lebih dari itu. Ada rasa aman yang tercabik, ada kepercayaan yang terkoyak. Namun di balik semua itu, para guru masih menyimpan secercah harapan semoga anak-anak itu bisa kembali ke jalan yang benar, belajar untuk masa depan yang lebih baik.
Di tempat terpisah, Wakapolsek Jenangan, Ipda Irno Johatama, membenarkan laporan tersebut.
"Kami mendatangi lokasi dan melakukan penyelidikan. Dugaan sementara pelakunya memang anak-anak. Barang yang hilang tiga laptop inventaris sekolah," pungkas Irno.
(auh/abq)