Momen Emosi Riezky ke Hasto: Saya Tahu Anda Sekjen, tapi Bukan Tuhan!

Kabar Nasional

Momen Emosi Riezky ke Hasto: Saya Tahu Anda Sekjen, tapi Bukan Tuhan!

Mulia Budi - detikJatim
Rabu, 07 Mei 2025 14:53 WIB
Riezky Aprilia Bersaksi di Sidang Hasto
Riezky Aprilia Bersaksi di Sidang Hasto. (Foto: Mulia/detikcom)
Surabaya -

Sidang kasus dugaan suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR untuk Harun Masiku dan perintangan penyidikan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dilanjutkan. Riezky Aprilia, Mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP saat menjadi saksi menceritakan momen emosional dirinya ke Hasto.

Riezky mengisahkan, momen ketika dirinya diminta oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk mundur dari Dapil 1 Sumatera Selatan. Dia mengaku sempat menangis mempertanyakan kenapa dirinya diminta mundur?

Dia kisahkan satu momen di mana pada akhirnya dirinya bertemu langsung dengan Hasto untuk mengklarifikasi permintaan mundur itu pada 27 September 2019. Dalam pertemuan itu, Hasto dan Riezky sama-sama emosional. Saat menceritakan pertemuan itu di sidang, Riezky pun sempat menangis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian apa yang dibicarakan waktu itu?" tanya jaksa KPK Budhi S dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (7/5/2025).

"Mudah-mudahan saya nggak salah, waktu itu saya hadir Pak Sekjen, bahwa saya mempertanyakan masalah pelantikan saya. Pelantikan saya, undangan saya. Sempat terjadi dialog pada saat itu, bahwa saya akan diberi undangan apabila saya bersedia mundur. Saya mempertanyakan alasannya apa, apa alasan saya disuruh mundur pada saat itu," kata Riezky sambil menangis.

ADVERTISEMENT

"Karena saya juga kader partai, saya bekerja buat partai ini juga. Dan waktu itu, saya jujur saya sudah sedikit emosional karena capek, saya capek saya terus-terusan gitu," imbuhnya.

Riezky menyebut, saat itu Hasto pun menemuinya dalam keadaan emosional. Pada akhirnya, Riezky menyatakan kepada Hasto bahwa dia bersedia mundur jika mendengar langsung perintah itu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Pada saat itu saya paham mungkin Pak Sekjen juga capek. Beliau emosional, saya emosional, sampai beliau menyampaikan bahwa ini perintah partai. Ini mohon maaf kalau saya agak mencoba mengingat, saya bilang, saya akan mundur apabila saya mendengar langsung dari Ibu Ketua Umum pada saat itu," kata Riezky.

"Dan Pak Sekjen menjawab, dan itu yang saya tidak akan pernah lupakan karena agak kaget untuk pertama kali saya bisa berinteraksi, 'Saya ini Sekjen Partai'. Di situ saya reaksi, saya juga emosi, saya berdiri, 'Saya tahu Anda Sekjen Partai, tapi Anda bukan Tuhan'. Itu yang saya sampaikan, waktu yang singkat Pak Sekjen tapi sangat melekat sampai sekarang di benak saya," imbuhnya.

Riezky mengaku tak jadi bertemu dengan Megawati. Dia segera meninggalkan ruangan tempat dirinya bertemu dengan Hasto itu setelah dilerai oleh kader PDIP lainnya, Komarudin Watubun.

"Dan saya emosi, saya jujur, saya akui, saya emosi pada saat itu, dan memang dilerai oleh Pak Komarudin Watubun saya langsung meninggalkan ruangan. Saya meninggalkan ruangan, habis itu saya langsung pulang," ujar Riezky.

Riezky juga mengaku hingga saat ini dirinya tak tahu bahwa alasan dirinya diminta mundur adalah demi Harun Masiku.

"Kemudian tadi kan Saksi mengatakan Saksi akan bersedia mundur ketika Saksi sudah bertemu dengan Ibu Ketua ya, jadi saksi ketemu dengan Ibu Ketua?" tanya jaksa.

"Nggak," jawab Riezky.

Berkali-kali Diminta Mundur Lewat Orang Lain

Sebelumnya, Riezky menceritakan bahwa mulanya dia mengetahui permintaan mundur itu usai bertemu eks kader PDIP, Saeful Bahri di Singapura. Saeful saat itu membawa amplop cokelat berisi fatwa Mahkamah Agung (MA). Dia juga meminta Riezky mundur dari Dapil 1 Sumsel atas perintah Hasto.

"Saksi baru pertama kali ketemu Saeful, bagaimana Saksi bisa meyakini bahwa yang disampaikan Saeful dari Sekjen. Jangan-jangan, kita khawatir nih, Saeful mencatut nama (Hasto), bagaimana Saksi membuktikan bahwa benar ini ada pesan yang disampaikan Saeful setelah dihubungi tadi dari Pak Sekjen?" tanya jaksa Budhi .

"Yang pasti, yang saya pahami, perintah Sekjen itu keluar dari mulut Saeful berkali-kali. Dan kemudian di hadapan saya untuk mengonfirmasi dia telepon lah Donny Tri istiqomah," jawab Riezky.

"Dalam percakapan itu, seingat saya, Donny Tri itu bilangnya, 'Udah, nanti saya yang ngomong ke Sekjen gini' gitu terus. Masalah faktor kedekatan dengan Sekjen atau atas perintah Sekjen, itu yang saya pahami, based on verbal dari Saeful Bahri dan Donny Tri karena ada percakapan di telepon itu," lanjutnya.

Artikel ini sudah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini.




(dpe/hil)


Hide Ads