Tragedi Berdarah Tukang Parkir RSUD Sampang Bacok Pemuda hingga Tewas

Round Up

Tragedi Berdarah Tukang Parkir RSUD Sampang Bacok Pemuda hingga Tewas

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Rabu, 07 Mei 2025 11:09 WIB
Pemuda di Sampang tewas dibacok di depan RSUD Ketapang
Pemuda di Sampang tewas dibacok di depan RSUD Ketapang/Foto: Istimewa
Sampang -

Malam itu, udara di halaman RSUD Ketapang, Sampang, Jawa Timur, masih dipenuhi lalu lalang warga yang hendak menjenguk dan petugas medis yang sibuk bertugas.

Namun dalam sekejap, suasana berubah mencekam saat suara teriakan minta tolong terdengar, diikuti tubuh seorang pemuda bersimbah darah yang roboh di depan rumah sakit. Tragedi itu terjadi begitu cepat, hanya berawal dari persoalan sepele, yakni status WhatsApp.

NH (22), pemuda asal Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, meregang nyawa akibat luka bacok di dada depan yang menembus organ vital. Pelakunya, FA (20), tukang parkir di RSUD Ketapang yang tak bisa menahan emosi karena merasa dihina lewat komentar di media sosial. Malam itu, Senin (5/5/2025), sekitar pukul 20.00 WIB, celurit terhunus, nyawa melayang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aparat Bertindak Cepat, Pelaku Diciduk dalam Hitungan Menit

Kapolres Sampang, AKBP Hartono, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian langsung bergerak cepat usai kejadian. Pelaku berhasil diamankan hanya dalam beberapa saat setelah insiden berdarah tersebut.

"Tak lama dari kejadian itu, personil Polsek Ketapang yang dipimpin langsung Kapolsek berhasil mengamankan pelaku. Dan saat ini sudah berada di Mapolres Sampang," ujarnya, Selasa (6/5/2025).

ADVERTISEMENT

Tak hanya pelaku, polisi juga menyita barang bukti berupa sebilah celurit yang masih berlumuran darah.

"Kami juga telah mengamankan barang bukti jenis celurit yang digunakan pelaku," imbuh Hartono.

Dipicu Status WhatsApp

Dalam penyelidikan, terungkap motif pembacokan tersebut dipicu persoalan status WhatsApp. FA saat itu memasang foto selfie bersama teman-temannya dengan tulisan "Kumpulan Anak Tidak Bagian Seragam". NH yang melihat status itu mengomentari dengan kalimat yang menyinggung harga diri pelaku.

"Korban mengomentari itu dengan kata-kata 'pegek orak toduseh' (putus urat malunya)," ujar Hartono.

FA yang merasa dipermalukan di depan publik lantas membalas komentar tersebut. Pertengkaran pun berlanjut di dunia maya hingga akhirnya korban menanyakan posisi pelaku dan mendatanginya di lokasi parkir RSUD Ketapang.

"Akhirnya korban datang ke rumah sakit dan bertemu (di RSUD Ketapang) dengan pelaku," tutur Hartono.

Tamparan Berujung Maut

Saat bertemu, keduanya terlibat adu mulut hingga NH melayangkan tamparan ke wajah FA. Tamparan itu menjadi pemantik maut. FA yang sakit hati langsung mencabut celurit dari pinggang kirinya, lalu membacok dada korban sekali.

"Pelaku sakit hati karena ditampar, mengeluarkan sebilah celurit di pinggang kirinya kemudian dibacok ke dada depan korban sekali," terangnya.

Korban sempat lari keluar RSUD dan meminta pertolongan warga sekitar, namun ambruk di halaman rumah sakit. Karena luka bacok cukup parah yang menembus organ dalam, korban dinyatakan meninggal pukul 20.00 WIB usai sempat mendapatkan perawatan.

"Meninggal pukul 20.00 WIB. Korban meninggal setelah sempat mendapatkan perawatan, karena luka yang disebabkan senjata tajam itu cukup parah," beber Hartono.

Pelaku Terancam Hukuman Berat

Kini pelaku telah diamankan di Mapolres Sampang dan menjalani penyidikan intensif. Hartono menegaskan pihaknya masih mendalami latar belakang pertikaian tersebut. Untuk perbuatannya, FA diancam dengan Pasal 354 KUHP tentang penganiayaan berat yang menyebabkan kematian.

"Kasus ini masih kita dalami. Pelaku menjalani penyidikan," tandas Hartono.

Insiden ini menjadi potret kelam bagaimana perselisihan di media sosial bisa berujung pada tragedi berdarah di dunia nyata. Hanya bermula dari komentar status, harga diri yang terusik, lalu dibalas dengan celurit, sebuah nyawa muda melayang sia-sia.

Sidang dan proses hukum kini menanti FA, sementara duka menyelimuti keluarga NH yang kehilangan anak muda di usia produktif. Warga Sampang pun dibuat geger sekaligus miris, betapa nyawa begitu murah hanya karena perkara status WhatsApp.




(irb/hil)


Hide Ads