Pangkal Masalah Sujito Kalap Bacok 3 Tetangga Saat Subuhan di Musala

Round Up

Pangkal Masalah Sujito Kalap Bacok 3 Tetangga Saat Subuhan di Musala

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Kamis, 01 Mei 2025 11:00 WIB
Sejengkal tanah yang jadi pemicu aksi Sujito bacok 3 tetangganya saat Salat Subuh di musala
Sejengkal tanah yang jadi pemicu aksi Sujito bacok 3 tetangganya saat Salat Subuh di musala (Foto: Ainur Rofiq/detikJatim)
Surabaya -

Warga Desa Kedungadem, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, digegerkan peristiwa berdarah saat Salat Subuh di Musala Al Manar, Selasa (29/4/2025). Seorang kakek bernama Sujito (67) nekat membacok tiga tetangganya hanya gara-gara persoalan sepetak tanah di kampung tersebut.

Tanah berukuran 2x10 meter yang berada di samping rumah Cipto Rahayu, persis bersebelahan dengan bengkel milik Sujito di gang buntu itu menjadi awal petaka. Kekecewaan dan sakit hati Sujito yang dipendam bertahun-tahun akhirnya meledak dalam tragedi dini hari tersebut.

Dipendam Bertahun-tahun, Berkali-kali Mediasi Gagal

Dari informasi yang dihimpun detikJatim, Sujito sudah beberapa kali mencoba menyelesaikan masalah tersebut melalui mediasi di kantor desa. Namun hasilnya selalu buntu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Desa Kedungadem, Agus Hari Purwanto, membenarkan jika sepetak tanah itu menjadi sumber kekecewaan pelaku.

"Bukan sengketa sebenarnya. Tapi kecewa dengan Pak Cip, tanah dia jadi jalan. Tapi kan orang beli ya sudah sesuai ukuran. Kenapa juga dulu saat pembuatan sertifikat dia (Sujito) mau tanda tangan pada 2015," kata Agus kepada detikJatim, Rabu (30/4/2025).

ADVERTISEMENT

Agus juga menyebutkan, beberapa minggu sebelum peristiwa pembacokan itu, Sujito kembali datang ke kantor desa untuk menanyakan status tanah yang dulu milik orang tuanya.

"Baru hitungan minggu pernah ke pemdes. Tanah ini dulu milik orang tuanya Pak Jito. Dulunya satu sertifikat dipecah jadi 3. Dibagi sama adiknya. Dan sebagian dibeli Pak Cip," kisah Agus.

Kekecewaan Berujung Tragedi di Musala

Pagi itu, Sujito membawa senjata tajam ke musala saat warga sedang khusyuk Salat Subuh berjamaah. Tanpa banyak bicara, ia membacok tiga orang sekaligus. Korban tewas adalah Abdul Aziz, mantan Sekcam Kedungadem yang juga Ketua RT setempat. Dua korban lainnya, Arik Wijayanti (60) dan Cipto Rahayu mengalami luka parah.

Korban Alami Luka Bacok Parah

Kasatreskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Soedarmono menyebutkan, berdasarkan hasil visum, Arik mengalami tiga luka bacok di kepala dan tubuh dengan panjang luka masing-masing sekitar 7 cm.

"Saat ini, korban dirawat intensif di ruang ICU, dan belum sadarkan diri. Korban masih kritis dan belum sadar," ucap AKP Bayu.

Muhammadiyah Mengecam

Insiden ini memancing reaksi keras dari masyarakat. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro secara tegas mengutuk tindakan keji tersebut.

"Sebagai organisasi Islam terkemuka di Indonesia, sangat mengutuk tindakan pembunuhan, terutama jika dilakukan saat salat jemaah Subuh. Meski pembunuhan tidak terkait pada ormas Muhammadiyah, tapi murni dendam pribadi antara pembunuh dan yang dibunuh," tutur Wakil Ketua PD Muhammadiyah, Sholikin Jamik, Rabu (30/4/2025).

Sholikin menegaskan, tindakan kekerasan bertentangan dengan nilai ajaran Islam. "Dalam ajaran Islam, pembunuhan terhadap jiwa yang tidak bersalah adalah perbuatan haram dan tergolong dosa besar," tegasnya.

Sebagai tindak lanjut, PD Muhammadiyah Bojonegoro akan mengadakan kegiatan sosial guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian, toleransi, dan penguatan nilai-nilai kemanusiaan.

"Dengan demikian, Muhammadiyah menunjukkan sikap yang jelas dalam mengutuk tindakan pembunuhan dan kekerasan, serta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan toleransi," tambah Sholikin.

Peristiwa berdarah ini kini masih dalam penyelidikan kepolisian. Pelaku Sujito telah diamankan dan menunggu proses hukum lebih lanjut.




(irb/hil)


Hide Ads