Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro mengutuk keras aksi pembacokan yang menimpa tiga jemaah salat subuh di Musala Al Manar, Kecamatan Kedungadem, Selasa (29/4/2025). Insiden tersebut menewaskan satu orang dan menyebabkan dua jemaah lainnya mengalami luka berat.
"Sebagai organisasi Islam terkemuka di Indonesia, sangat mengutuk tindakan pembunuhan, terutama jika dilakukan saat salat jemaah Subuh. Meski pembunuhan tidak terkait pada ormas Muhammadiyah, tapi murni dendam pribadi antara pembunuh dan yang dibunuh," tutur Wakil Ketua PD Muhammadiyah, Sholikin Jamik, Rabu (30/4/2025).
Sholikin Jamik menyampaikan, dalam ajaran Islam, pembunuhan terhadap jiwa yang tidak bersalah adalah perbuatan haram dan tergolong dosa besar. Islam, kata dia, selalu menekankan pentingnya perdamaian dan kasih sayang dalam bermuamalah dengan sesama manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai tindak lanjut, PD Muhammadiyah Bojonegoro berencana menggelar kegiatan sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian, toleransi, serta mengembangkan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam dan kemanusiaan.
"Dengan demikian, Muhammadiyah menunjukkan sikap yang jelas dalam mengutuk tindakan pembunuhan dan kekerasan, serta berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan toleransi," tegas Sholikin.
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden berdarah itu menimpa tiga warga Desa Kedungadem RT 4/2. Korban Abdul Aziz (63) yang merupakan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) dan kini menjadi Ketua RT setempat, mengalami luka bacok di kepala hingga tewas di tempat.
Sementara Arik Wijayanti (60), jemaah perempuan sekaligus istri Abdul Aziz, mengalami luka bacok di kepala kanan dan tangan. Korban lainnya, Cipto Rahayu (65), menderita luka bacok parah di kepala hingga menembus otak dan kini masih dalam kondisi kritis.
Pelaku pembacokan, Sujito (67), yang juga jemaah Musala Al Manar, saat ini telah diamankan polisi dan tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh petugas Satreskrim Polres Bojonegoro.
Dalam pernyataan sikapnya, PD Muhammadiyah Bojonegoro menegaskan beberapa poin penting, di antaranya:
- Mengutuk keras tindakan kekerasan dan pembunuhan dalam bentuk apapun.
- Muhammadiyah menghargai kehidupan dan martabat manusia, serta berupaya melindunginya.
- Mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya toleransi, kasih sayang, dan perdamaian.
(dpe/hil)