Malam Tragis di Ponorogo Saat Pesta Miras Renggut Nyawa Penyandang Tunarungu

Malam Tragis di Ponorogo Saat Pesta Miras Renggut Nyawa Penyandang Tunarungu

Charolin Pebrianti - detikJatim
Senin, 21 Apr 2025 19:50 WIB
Ilustrasi keracunan miras
Ilustrasi keracunan miras (Foto: (Getty Images/mmac72)
Ponorogo -

Malam Minggu di sebuah gazebo kecil di Desa Banjang, Mlarak, Ponorogo, semestinya menjadi malam santai bagi empat remaja yang tengah melepas penat. Gelak tawa sempat terdengar, obrolan ngalor-ngidul ditemani kopi berubah jadi pesta miras oplosan.

Namun tak seorang pun menyangka malam itu akan menjadi malam terakhir bagi BS (22), seorang remaja tunarungu dari Dukuh Mantup, Desa Ngasinan, Jetis. Keputusan menenggak arak jowo yang dicampur dengan minuman energi berujung petaka.

"Tak ada yang istimewa malam itu, selain keinginan sederhana mereka untuk menghabiskan malam minggu bersama," ujar Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hidajanto, Senin (21/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya mereka hanya ngopi biasa, tapi kemudian berlanjut ke pesta miras. Minuman itu dibeli oleh salah satu teman korban," jelas Rudy.

Setelah meneguk beberapa gelas, tubuh BS mulai menunjukkan reaksi. Ia mengeluh mual dan mendadak tak sadarkan diri. Ketiga rekannya panik. Mereka bergegas membawanya ke Puskesmas Jetis dengan harapan nyawa BS masih bisa diselamatkan.

ADVERTISEMENT

"Saat sampai di puskesmas, korban sudah dinyatakan meninggal dunia," kata Rudy.

Suasana duka langsung menyelimuti keluarga korban yang tak hanya kehilangan putra mereka, tapi juga harus menerima kenyataan bahwa kematiannya terjadi dalam kondisi yang tragis.

BS bukan remaja biasa. Ia tumbuh sebagai pribadi yang penuh semangat meski memiliki keterbatasan pendengaran. Ia dikenal oleh warga sekitar sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul.

Kepolisian bergerak cepat. Barang bukti berupa sisa miras oplosan langsung diamankan. Teman-teman korban diperiksa, dan penjual miras pun dipanggil untuk dimintai keterangan. Namun, penyelidikan sedikit terkendala karena pihak keluarga menolak dilakukan otopsi.

"Kami tetap melanjutkan proses penyelidikan. Kita ingin pastikan apakah ada unsur pidana dalam peristiwa ini," tegas Rudy.

Peristiwa ini menjadi pengingat betapa bahayanya konsumsi miras oplosan, terlebih bagi kalangan muda yang rentan terpengaruh lingkungan.

"Nyawa BS adalah satu dari sekian yang menjadi korban, dan semoga menjadi yang terakhir,"pungkas Rudy.




(abq/iwd)


Hide Ads