.webp)
Polres Blitar Kota mengamankan sekitar 96 kilogram serbuk bahan peledak yang digunakan untuk petasan. Puluhan kilogram bahan peledak itu diamankan dari 10 orang yang membuat dan menjual petasan.
Kapolres Blitar Kota AKBP Titus Yudho Uly mengatakan ada enam kasus bahan peledak yang ditemukan dalam operasi pekat Semeru 2025. Jumlah total barang bukti bahan peledak yang diamankan mencapai sekitar 96 kilogram.
"Terdiri dari serbuk petasan siap pakai sekitar 32 kilogram, dan 64 kilogram bahan baku serbuk peledak dengan berbagai jenis. Ini hasil ungkap pekat Semeru yang kami temukan di beberapa TKP di wilayah hukum Polres Blitar Kota," terang Titus saat press release, Selasa (25/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudho menyebutkan ada sekitar 10 pelaku yang diamankan dalam enam kasus bahan peledak itu. Namun, 6 pelaku masih di bawah umur. Sehingga tidak dilakukan penahanan dan hanya dikenakan wajib lapor.
"Adapun modusnya para tersangka ini berbeda-beda, yakni ada yang meracik dan menjual serbuk petasan, ada yang menjual dan ada yang membuat dan menyimpan serbuk mercon tersebut," jelasnya.
Menurut Yudho, temuan kasus bahan peledak menjadi atensi bagi Polres Blitar Kota. Itu karena dampak bahan peledak mercon yang dapat membahayakan masyarakat. Sehingga polisi akan menindak tegas masyarakat yang memiliki, menyimpan maupun membuat petasan.
"Pada saat pembuatan (mercon), mereka tidak memiliki sertifikasi tertentu. Mereka membuat bahan peledak mercon secara otodidak, melalui Youtube. Ini sangat berbahaya, untuk itu kami akan tindak tegas," tandasnya.
Atas perbuatannya, para tersangka akan dikenakan Pasal 1 ayat (1) UU No. 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup, atau hukuman penjara hingga 20 tahun.
(dpe/iwd)
