Pengakuan Miris 3 Bocah SD di Gresik yang Sudah 4 Kali Curi Motor

Round Up

Pengakuan Miris 3 Bocah SD di Gresik yang Sudah 4 Kali Curi Motor

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Kamis, 20 Mar 2025 10:45 WIB
Ketiga bocah di Gresik saat diamankan karena kepergok mencuri motor
Tiga bocah di Gresik saat diamankan karena kepergok mencuri motor/Foto: Dok. Istimewa
Surabaya -

Kasus pencurian sepeda motor yang melibatkan tiga bocah SD di Gresik menggemparkan masyarakat. Tiga anak yang masih berusia 9 hingga 12 tahun ini nyaris menjadi sasaran amukan massa setelah kepergok mencuri motor di Jalan Harun Thohir, Desa Pulopancikan, Kecamatan Gresik, Selasa (18/3/2025) dini hari.

Ketiga bocah tersebut, FM (12), HR (9), dan MN (10), kini diamankan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Gresik. Lebih mengejutkan lagi, dalam pemeriksaan, mereka mengaku telah melakukan aksi serupa sebanyak empat kali di berbagai lokasi.

Kapolsek Gresik Iptu Suharto mengungkapkan, pencurian ini bukan yang pertama bagi ketiga bocah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari pengakuannya sudah beraksi di empat lokasi," beber Suharto, Rabu (19/3/2025).

Mereka sebelumnya telah mencuri motor di PPS Desa Suci, Alun-alun Gresik, Gang Jalan Harun Thohir, dan yang terbaru di depan barbershop Jalan Harun Thohir.

ADVERTISEMENT

Mirisnya, meskipun telah mencuri motor sebanyak empat kali, ketiga bocah ini sebenarnya belum bisa mengendarai motor. Setiap kali mencuri, mereka hanya mendorong motor bersama-sama untuk membawanya kabur.

"Ya, mereka belum bisa mengendarai motor. Jadi motor itu didorong bertiga," jelas Suharto.

Namun, meski belum bisa mengemudikan motor, ketiga bocah ini tetap merencanakan aksinya dengan matang. Mereka menyurvei lokasi selama beberapa hari sebelum mencuri, bahkan menggambar situasi di mana motor yang bisa dicuri berada.

"Bukan cuma satu lokasi yang disurvei, ada beberapa lokasi. Mereka mencari mana lokasi yang aman untuk beraksi," tambahnya.

Pada aksi terakhirnya, mereka mengincar sepeda motor Yamaha Mio bernopol W 6784 MR milik Ade Fajar Muslimin (35) yang terparkir di depan barbershop. Saat dirasa aman, mereka mendorong motor tersebut bersama-sama pada pukul 04.30 WIB.

Namun, aksi mereka dipergoki oleh seorang warga bernama Muhammad Samlan Miladi. Sadar ada yang mencurigakan, ia segera melapor ke polisi. Warga yang geram hampir menghakimi ketiga bocah ini, namun akhirnya mereka diamankan pihak kepolisian.

Motor Dijual Rp 150 Ribu

Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz mengungkapkan, ketiga bocah ini telah menjual salah satu motor curiannya hanya seharga Rp 150 ribu.

"Ada satu motor yang dijual Rp 150 ribu. Mereka ngakunya menjual ke orang yang ditemui di jalan, mereka nggak kenal orang itu," ungkap Abid.

Uang hasil pencurian tersebut digunakan untuk bermain di Timezone dan jalan-jalan ke Surabaya. Polisi kini tengah menyelidiki kemungkinan adanya jaringan penadah motor curian yang lebih besar.

"Saat ini akan kami gali kembali. Mereka masih anak-anak, jadi kami juga harus berkoordinasi dengan dinas terkait,"tambahnya.

Para bocah pencuri motor punya latar belakang broken home, baca di halaman selanjutnya!

Dalam penyelidikan lebih lanjut, polisi juga telah memanggil orang tua ketiga bocah tersebut. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dua dari mereka, yakni FM dan AR, berasal dari keluarga broken home, di mana orang tua mereka telah bercerai.

"Pola asuh yang keras dan tidak ada peran ibu di keluarga (ayah dan ibu telah bercerai). Jadi tidak benar jika ada berita diperintah ayahnya untuk mencuri," tegas Abid.

Lebih lanjut, orang tua mereka mengaku pasrah dengan kebiasaan anak-anak tersebut, karena mereka sering melakukan tindakan serupa di lingkungan rumah, hingga berpindah sekolah tiga kali sebelum akhirnya putus sekolah.

"Orang tuanya pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa dengan kebiasaan ABH ini," lanjutnya.

Ketiga bocah ini mengaku melakukan pencurian atas inisiatif sendiri, tanpa ada yang menyuruh.

"Tidak ada yang menyuruh, mereka ini dengan polos menjual motor hasil curiannya sebesar Rp 150 ribu untuk main Timezone dan jalan-jalan ke Surabaya," kata Abid.

Dua dari tiga bocah ini sebenarnya sudah pernah tertangkap sebelumnya atas kasus serupa dan mendapatkan Restorative Justice (RJ) dari Polsek Manyar. Mereka diamankan di Perumahan Pondok Permata Suci, Manyar, Gresik, lalu diserahkan ke Dinas Sosial untuk pembinaan.

Namun, setelah dipulangkan ke keluarga, mereka kembali melakukan aksi pencurian motor.

"Karena bagaimanapun anak-anak ini butuh bimbingan dari kita. Karena jual motor hasil curiannya pun tidak seperti pelaku lainnya yakni hanya Rp 150 ribu. Jadi mereka ini masih butuh bimbingan tentang apa yang mereka lakukan ini adalah salah dan tindakan yang melanggar hukum," tegas Abid.

Saat ini, kepolisian masih terus mendalami kasus ini, termasuk mencari tahu apakah ada pihak lain yang memanfaatkan ketiga bocah ini untuk mencuri motor.

"Masih kami dalami lebih lanjut ya soal itu (penadah motor). Nanti bisa di-update di PPA Reskrim, dilimpahkan ke sana. Semua masih didalami, termasuk ada atau tidak pihak-pihak yang menyuruh ketiga anak ini," pungkas Abid.

Kasus ini menjadi peringatan serius tentang dampak pola asuh yang keras dan kurangnya perhatian keluarga terhadap anak-anak. Polisi dan dinas terkait kini berupaya mencari solusi terbaik agar ketiga anak ini bisa mendapatkan pembinaan yang lebih baik dan tidak kembali terjerumus ke dalam tindak kriminal.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video Penangkapan Pemerkosa Siswi di Gubuk Gresik"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads