Emak-emak Trenggalek Laporkan Penggelapan Arisan Beromzet Rp 4 Miliar

Emak-emak Trenggalek Laporkan Penggelapan Arisan Beromzet Rp 4 Miliar

Adhar Muttaqin - detikJatim
Senin, 17 Feb 2025 22:00 WIB
Sejumlah emak-emak di Trenggalek melaporkan dugaan penggelapan yang dilakukan admin arisan.
Sejumlah emak-emak di Trenggalek melaporkan dugaan penggelapan yang dilakukan admin arisan (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Sejumlah emak-emak anggota grup arisan di Trenggalek mengadukan administrator arisan ke polisi karena dugaan penggelapan. Omzet arisan dan investasi itu diperkirakan mencapai lebih dari Rp 4 miliar.

Salah seorang anggota arisan Aning Tri Wahyuni mengatakan kasus itu bermula dari keikutsertaan dalam kelompok arisan dan investasi yang dipimpin oleh teradu WS sekitar 5 tahun yang lalu.

"Berjalan lancar selama hampir 5 tahun. Namun, akhir ini kayaknya ada kendala, sehingga tidak lancar. Ada member yang belum ditransfer meskipun waktunya mutus atau menerima pencairan," kata Aning, Senin (17/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai jadwal pencairan, Aning mengaku seharusnya menerima uang dari administrator. Namun, hingga kini dirinya belum mendapatkan transfer uang dari pelaku.

Arisan dan investasi yang diadakan WS, kata Aning, menggunakan sistem piauw dengan member dalam satu grup mencapai puluhan orang. Dalam praktiknya masing-masing peserta yang memutus atau menerima lot akan mendapat pencairan Rp 75 juta dengan setoran yang bervariasi.

ADVERTISEMENT

"Jadi kalau menerima lebih awal maka setorannya besar, tapi kalau member ini menerima di akhir semakin kecil setoran bulannya," ujarnya.

Selain itu WS juga menyelenggarakan investasi sistem lelang dengan modal awal Rp 10 juta dengan iming-iming pengembalian modal dan keuntungan Rp 11,5-12 juta.

"Yang banyak itu justru di investasi lelang. Korbannya ini nggak hanya satu orang, tapi 42 orang," ujarnya.

Lanjut Aning, selain kelompoknya, WS memiliki 64 grup arisan dengan anggota yang berbeda. Nominal pencairan yang diberikan kepada anggotanya pun juga berbeda-beda, antara Rp 30-75 juta.

"Sebelumnya lancar, tapi setelah tersendat itu admin tidak merespon saat di-WA. Terakhir tidak bisa dihubungi itu Sabtu malam," jelasnya.

Aning menambahkan saat ini laporannya ke Polres Trenggalek masih berstatus pengaduan.

Sementara itu Kasatreskrim Trenggalek AKP Eko Widiantoro membenarkan kedatangan para korban arisan. Namun saat ini statusnya masih pengaduan.

"Belum terbit laporan polisi, masih pengaduan. Akan kami dalami," kata Eko




(dpe/fat)


Hide Ads