Psikolog Forensik: Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper Ada Indikasi Psikopat

Psikolog Forensik: Pelaku Mutilasi Mayat dalam Koper Ada Indikasi Psikopat

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 28 Jan 2025 09:01 WIB
Tersangka mutilasi mayat dalam koper Ngawi saat dihadirkan di Polda Jatim
Tersangka mutilasi mayat dalam koper Ngawi saat dihadirkan di Polda Jatim (Foto: Deny Prastyo/detikJatim)
Surabaya -

Polisi telah menangkap Rochmat Tri Hartanto alias A atau Antok, pelaku mutilasi terhadap Uswatun Khasanah (29). Pelaku diketahui membuang potongan tubuh korban di beberapa lokasi, yakni Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo.

Menurut praktisi psikolog klinis dan forensik Surabaya, Riza Wahyuni SPsi MSi, terdapat indikasi bahwa pelaku memiliki sifat psikopat. Hal ini didasarkan pada tindakan keji pelaku yang memutilasi korban dan membuang potongan tubuhnya di lokasi yang berbeda-beda.

"Ini indikasi psikopat. Dilakukan di hotel Kediri, tubuhnya di lokasi berbeda-beda, di Ngawi, Trenggalek, Ponorogo. Artinya dia tidak punya rasa. Apakah psikopat? Bisa iya," kata Riza saat dihubungi detikJatim, Selasa (28/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Riza menambahkan penting untuk memastikan apakah perbuatan pelaku dilakukan secara spontan atau sudah direncanakan sebelumnya.

"Pada intinya dalam kasus ini harus pastikan apakah berencana atau spontan. Sekeji itu dia melakukan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dari pengalamannya menangani kasus serupa, Riza menduga pelaku memiliki sifat psikopat akibat adanya hubungan yang toksik, baik dengan pasangan maupun keluarga.

Pelaku disebut melakukan perbuatan sadis ini karena alasan cemburu terhadap korban. Selain itu, pelaku berbohong dengan mengaku sebagai suami siri korban, padahal mereka hanya menjalin hubungan selama tiga tahun.

Menurut Riza, alasan pelaku bisa jadi hanya alibi yang biasa digunakan pelaku kejahatan terhadap perempuan.

"Bisa saja mereka baru kenal. Alasannya selingkuh, si perempuan main laki-laki, itu alibi, standar yang dibuat pelaku kejahatan kepada perempuan, terutama pembunuhan ke perempuan. Standar, hampir semua pelaku jawabannya sama," jelasnya.

Riza juga mengingatkan pentingnya mengetahui latar belakang seseorang sebelum menjalin hubungan. Perbuatan sadis hingga pembunuhan bisa menjadi ancaman bila latar belakang seseorang tidak diketahui dengan jelas.

Rasa waspada dan tidak mudah percaya kepada seseorang perlu ditanamkan. Jika berniat menjalin hubungan serius, penting untuk memahami latar belakang sosial, keluarga, dan kehidupan pasangan, termasuk riwayat masa lalunya.

"Pastikan bahwa orang itu betul-betul bertanggung jawab. Pastikan bagaimana kehidupan relasi sosial, kerjanya di mana, harus jelas. Beberapa kasus laki-laki tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak jelas. Ketika perempuan lebih mampu, maka akan dijadikan aset untuk laki-laki ini. Faktor ekonomi, sosial, kepribadian, dan latar belakang menjadi penting untuk menjalin relasi. Kalau dari awal sudah melakukan kekerasan, jangan diteruskan, karena berikutnya lebih berani melakukan (kekerasan lebih)," pungkasnya.

Sebelumnya, mayat Uswatun ditemukan dalam koper besar di tumpukan sampah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Kamis (23/1/2025). Penemuan ini dilaporkan Yusuf Ali, warga setempat, yang membuka koper tersebut. Mayat tersebut tanpa kepala dan dua kakinya.

Keluarga Uswatun di Blitar kemudian bertolak ke Ngawi untuk melihat jasad tersebut yang ternyata memang keluarganya yang hilang. Polisi pun melakukan penyelidikan hingga pelaku diamankan pada Minggu (26/1/2025) malam. Pelaku adalah A, yang merupakan suami siri korban.

Setelah itu, terungkap bahwa kepala korban dibuang di bawah jembatan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, sedangkan kedua kakinya ditemukan di Desa Sampung, Ponorogo. Ternyata, Uswatun dibunuh dan dimutilasi di kamar 301 Hotel Adi Surya, Kota Kediri.




(hil/iwd)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjatim

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads