Polisi mengungkap alasan Rochmat Tri Hartanto alias A atau Antok melakukan mutilasi hingga membuang potongan tubuh Uswatun Khasanah (29) ke sejumlah tempat. Di antaranya di Ngawi, Trenggalek, dan Ponorogo.
"Pasti untuk mengelabui supaya mempersulit kita untuk mengungkap," kata Farman, Senin (27/1/2025).
Sebelumnya, polisi telah mengatakan aksi itu sudah direncanakan oleh pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perlu kami sampaikan kejadian sebenarnya sudah direncanakan pelaku jauh hari. Itu mengapa pelaku mengajak bertemu korban di hotel wilayah Kediri," ujar Farman.
Adapun rentetan peristiwanya dimulai pada 19 Januari 2025 di hotel yang berlokasi di kawasan Kediri.
"Tanggal 19 mulai check in malam, lalu berdasarkan pengakuan ada percekcokan dan terjadi korban dicekik oleh yang bersangkutan tersangka sehingga meninggal dunia," jelas Farman.
Setelah meninggal dunia, pelaku merasa kebingungan dan mulai berpikir untuk membuang dari mayat yang sudah dibunuh.
"Caranya pertama menyiapkan koper. diambil di rumah kemudian menyiapkan beberapa barang yang dibutuhkan. Plastik lakban pisau. Pisau beli di salah satu tempat," beber Farman.
Kemudian pada 20 Januari 2025 dini hari Farman mengatakan pelaku melakukan aksinya melakukan mutilasi. Ia merencakanan korban dimasukkan dalam koper, namun rupanya tidak muat.
"Karena awalnya korban akan dimasukkan utuh di koper. Tapi karena tidak cukup jadi mutilasi. Diawali kepala korban. Diupayakan masuk tetapi gak cukup," katanya.
Kemudian pelaku memutilasi lagi tubuh UK dari kaki kiri sampai batas paha.
"Dimasukkan lagi ke koper namun tidak muat, baru terakhir betis yang dimutilasi. Lalu yang merencanakan membuang potongan baik itu kepala maupun kaki," beber Farman.
Tubuh korban lantas dibuang secara terpisah. Pertama kaki dibuang di Ponorogo menggunakan mobil rental.
Lalu upaya membuang kepala sempat dilakukan saat membuang itu, tetapi kepala terbentur jendela mobil sehingga batal.
"Perbuatan membuang kepala diurung keesokan harinya dibuang di Trenggalek. Sementara Tubuh dibuang di Ngawi," tukas Farman.
Sebelumnya, mayat Uswatun ditemukan dalam koper besar di tumpukan sampah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Kamis (23/1/2025). Penemuan ini dilaporkan Yusuf Ali, warga setempat, yang membuka koper tersebut. Mayat tersebut tanpa kepala dan dua kakinya.
Keluarga Uswatun di Blitar kemudian bertolak ke Ngawi untuk melihat jasad tersebut yang ternyata memang keluarganya yang hilang. Polisi pun melakukan penyelidikan hingga pelaku diamankan pada Minggu (26/1/2025) malam. Pelaku adalah A, yang merupakan suami siri korban.
Setelah itu, terungkap bahwa kepala korban dibuang di bawah jembatan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, sedangkan kedua kakinya ditemukan di Desa Sampung, Ponorogo. Ternyata, Uswatun dibunuh dan dimutilasi di kamar 301 Hotel Adi Surya, Kota Kediri.
(hil/iwd)