Sejumlah kasus kriminalitas terjadi di kota pahlawan. Sebagian besar didominasi kasus curanmor.
Publik menilai prosedur laporan kepolisian terkait hilangnya motor tidak efisien karena memakan waktu, biaya, hingga tenaga. Ketidakefisienan tersebut juga dinilai menjadi polemik usai insiden yang menewaskan pemilik rental Makmur Jaya di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak pada Selasa (31/12/2024).
Hingga kini, tak sedikit warga yang enggan melaporkan peristiwa pencurian ke polisi dan memilih untuk memburu pelaku tanpa didampingi kepolisian serta melapor ke pihak lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana dengan peristiwa yang terjadi di Surabaya?
Kapolrestabes Surabaya Kombes Luthfie Sulistiawan buka suara terkait hal itu. Ia menyinggung masalah kasus curanmor di Surabaya yang dinilai masih marak. Padahal sudah ada sejumlah pelaku yang dibekuk dan ada berbagai langkah antisipatif yang dilakukan.
Di antaranya melakukan razia sepeda motor untuk pemeriksaan secara rutin. Hingga melakukan patroli setiap malam, tak hanya untuk antisipasi curanmor, namun juga begal, tawuran, hingga aksi kriminalitas lain di kota pahlawan.
"Beragam cara mulai preemtif sampai preventif kami lakukan dalam situasi agar tetap kondusif, kami fokus dan serius (mencegah dan meminimalisir kriminalitas di Surabaya), terutama curanmor," kata Luthfie, Rabu (21/1/2025).
Luthfie menjelaskan pihaknya juga memaksimalkan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan kamtibmas di Surabaya. Bilamana edukasi hingga upaya pencegahan dinilai belum maksimal, ia memastikan ultimatum pada para pelaku kriminalitas akan dijalankan secara tegas dan terukur.
Selain itu, ia meminta seluruh Polsek dan jajarannya di lingkup Polrestabes Surabaya untuk mengoptimalkan patroli hingga sosialisasi ke masyarakat sekitar. Serta segera bergerak memburu para pelaku usai mendapat informasi curanmor, serta menyisir dan melakukan razia secara intens, meski korban belum membuat laporan kepolisian secara resmi sekalipun.
"Bagi para pelaku kriminalitas, terutama curanmor, peringatan yang diberikan saya kira sudah lebih dari cukup. Segera berhenti, atau saya berhentikan dengan tindakan tegas dan terukur!" imbuh polisi dengan 3 melati di pundaknya itu.
Hal senada disampaikan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Aris Purwanto. Menurutnya, seluruh tim dari kepolisian telah dikerahkan untuk mengantisipasi hingga menindak kriminalitas di Surabaya, terutama kasus curanmor.
"Saya tegaskan tidak boleh ada aksi kriminalitas yang dilakukan oleh siapapun dan atas nama apapun di Surabaya. Kami tetap berupaya maksimal untuk membongkar dan mengungkap kasus curanmor hingga tuntas," tuturnya.
Aris mengungkapkan pihaknya tak hanya bertekad untuk memberantas curanmor dengan serius, namun juga akan memberikan sanksi tegas bagi para pelaku. Terutama yang kerap mengulangi perbuatannya bahkan melukai korbannya.
Ia meminta dukungan dan doa kepada masyarakat agar bisa menekan kriminalitas di Surabaya. Ia memastikan seluruh tim dan jajaran tetap berupaya maksimal untuk menekan dan mencegah kriminalitas, khususnya curanmor di Surabaya.
"Jika masih ada pelaku yang nekat melancarkan aksinya, kami akan lakukan tindakan tegas dan terukur!," tutup mantan Kasubdit II Harda Bangtah Ditreskrimum Polda Jatim itu.
(pfr/iwd)