Yusak, Pembunuh Keluarga Guru di Kediri Ternyata Residivis Jambret

Yusak, Pembunuh Keluarga Guru di Kediri Ternyata Residivis Jambret

Andhika Dwi - detikJatim
Jumat, 06 Des 2024 19:18 WIB
Yusak dikeler polisi untuk menuju ke ruang konferensi pers di Polres Kediri.
Yusak dikeler polisi untuk menuju ke ruang konferensi pers di Polres Kediri. (Foto: Andhika Dwi/detikJatim)
Kediri -

Yusak Cahyo Utomo pembunuh keluarga pasangan guru yang tidak lain keluarga kakak kandungnya sendiri ternyata seorang residivis. Dia pernah dipenjara.

Kasatreskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama menjelaskan bahwa Yusak yang merupakan warga Kecamatan Pagu, Kediri pernah melakukan penjambretan.

Yusak sudah pernah berurusan dengan hukum dan sudah pernah meringkuk di balik jeruji penjara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tersangka ini adalah residivis kasus jambret yang pernah kami tangkap" kata Fauzy, Jumat (6/12/2024).

Karena tidak punya pekerjaan alias pengangguran, Yusak meminjam uang kepada kakaknya. Sang kakak pun enggan memberinya.

ADVERTISEMENT

Mengenai tujuan pelaku meminjam uang kepada sang kakak, polisi masih terus m melakukan pendalaman terhadap tersangka.

Sebelumnya, Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menjelaskan perbuatan keji Yusak dilakukan setelah dia dan sang kakak terlibat adu mulut pada Minggu (1/12). Menurutnya, ada 2 hal yang menjadi motif tersangka dendam kepada korban.

"Pertama karena tersangka hendak meminjam uang namun ditolak kakaknya. Kemudian, tersangka juga kesal karena sang kakak diduga berselisih paham dengan orang tuanya," kata Bimo dalam konferensi pers yang digelar di Polres Kediri, Jumat (6/12/2024).

Saat cekcok itulah, sempat terlontar kata-kata yang menurut tersangka membuatnya sakit hati.

"Jadi motifnya yang bersangkutan adalah karena sakit hati. Tersangka meminjam uang kepada korban tidak dibantu, tersangka meminta tolong juga tidak dibantu. Tersangka juga merasa sakit hati karena korban diduga mengusir orang tuanya," jelas Kapolres Kediri.

Setelah dapat penolakan itu Yusak kembali datang ke Kediri. Dia sudah berada di Wates, Kediri sejak Selasa (3/12) dan menanti waktu yang tepat mendatangi rumah kakaknya. Kemudian pada Rabu (4/12) dini hari dia datangi rumah kakaknya dengan menyiapkan sebuah palu dalam tasnya.

"Dari kecamatan Wates, pelaku berjalan kaki (ke TKP). Menunggu sampai korban jam 3 pagi keluar dari rumah untuk menuju dapur. Ketika korban keluar dari rumah, tersangka sempat bertemu dan cekcok. Pelaku lalu melakukan tindakan pemukulan menggunakan palu," ujarnya.

Saat dipukuli dengan palu itulah korban sempat berteriak. Teriakan itu membuat sang suami datang hendak menolong, tetapi nahas, suami dan anaknya juga turut menjadi korban.

"Suaminya datang juga berteriak, ikut dipukuli. Jadi yang pertama dipukuli adalah korban perempuan, kakaknya sendiri. Kakak kandung pelaku," kata Bimo.

Pasangan guru Agus Komarudin (38) dan Kristina (34) ditemukan bersimbah darah bersama 2 anaknya, CAW (9) dan SPY (8) di rumahnya di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kediri pada Kamis (5/12) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Polisi menemukan Agus, Kristina, dan CAW dalam keadaan meninggal. Sedangkan SPY dalam keadaan kritis sehingga harus segera dilarikan ke RS agar mendapatkan perawatan medis.

Agus adalah guru SD di Desa Babadan, Kediri sedangkan istrinya guru di salah satu SD di Kabupaten Tulungagung. Jenazah keluarga pasangan guru ini ditemukan rekan guru Agus yang bernama Supriono saat hendak menengok keadaan mereka.




(dpe/iwd)


Hide Ads