Pembunuhan keluarga guru di Kediri ternyata dilakukan adik kandung korban bernama Yusak Cahyo Utomo (35). Dipicu dendam terhadap kakak kandungnya Kristina, Yusak gelap mata memukuli korban dengan palu hingga meninggal. Dia juga membunuh suami dan anak sulung kakaknya.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi serta pengakuan pelaku kepada polisi, Yusak mengaku merasa jengkel dan dendam dengan perkataan dan sikap Kristina, kakak kandung pelaku saat dirinya hendak meminjam uang.
Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menjelaskan perbuatan keji Yusak dilakukan setelah dirinya dan sang kakak terlibat adu mulut pada Minggu (1/12). Menurutnya, ada 2 hal yang menjadi motif tersangka dendam kepada korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama karena tersangka hendak meminjam uang namun ditolak kakaknya. Kemudian, tersangka juga kesal karena sang kakak diduga berselisih paham dengan orang tuanya," kata Bimo dalam konferensi pers yang digelar di Polres Kediri, Jumat (6/12/2024).
Saat cekcok itulah, sempat terlontar kata-kata yang menurut tersangka membuatnya sakit hati.
"Jadi motifnya yang bersangkutan adalah karena sakit hati. Tersangka meminjam uang kepada korban tidak dibantu, tersangka meminta tolong juga tidak dibantu. Tersangka juga merasa sakit hati karena korban diduga mengusir orang tuanya," jelas Kapolres Kediri.
Setelah dapat penolakan itu Yusak kembali datang ke rumah kakaknya tapi dengan niatan buruk. Dia sudah berada di Wates, Kediri sejak Selasa (3/12) dan menanti waktu yang tepat mendatangi rumah kakaknya. Rabu (4/12) dini hari di datangi rumah kakaknya dengan menyiapkan sebuah palu dalam tasnya.
"Dari kecamatan Wates, pelaku berjalan kaki (ke TKP). Menunggu sampai korban jam 3 pagi keluar dari rumah untuk menuju dapur. Ketika korban keluar dari rumah, tersangka sempat bertemu dan cekcok. Pelaku lalu melakukan tindakan pemukulan menggunakan palu," ujarnya.
Saat dipukuli dengan palu itulah korban sempat berteriak. Teriakan itu membuat sang suami datang hendak menolong, tetapi nahas, suami dan anaknya juga turut menjadi korban.
"Suaminya datang juga berteriak, ikut dipukuli. Jadi yang pertama dipukuli adalah korban perempuan, kakaknya sendiri. Kakak kandung pelaku," kata Bimo.
Sebelumnya, pasangan guru Agus Komarudin (38) dan Kristina (37) ditemukan bersimbah darah bersama 2 anaknya, CAW (9) dan SPY (8) di rumahnya di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, Kediri pada Kamis (5/12) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Polisi menemukan Agus, Kristina, dan CAW dalam keadaan meninggal. Sedangkan SPY dalam keadaan kritis sehingga harus segera dilarikan ke RS agar mendapatkan perawatan medis.
Agus merupakan guru SD di Desa Babadan, Kediri sedangkan istrinya guru di salah satu SD di Kabupaten Tulungagung. Jenazah keluarga pasangan guru ini ditemukan rekan guru Agus yang bernama Supriono saat hendak menengok keadaan mereka.
Menurut Supriono yang dituturkan kepada salah satu tetangga korban, Karsiman, Agus sebelumnya sempat izin tidak mengajar selama sehari tapi hingga Kamis Agus tetap tidak datang ke sekolah.
Sekitar pukul 09.00 WIB saat Supriono hendak menengok apa yang terjadi pada Agus. Dia sempat mengetuk pintu rumah beberapa kali tapi tidak ada jawaban hingga akhirnya menengok melalui jendela.
"Nggak bisa masuk. Wong jalannya cuma satu ini. Tapi pas ngintip dia lihat kok ada tangan dijepit pintu gitu, banyak darah. Akhirnya manggil tetangga dan lapor ke perangkat desa," kata Karsiman menirukan pernyataan Supriono.
Bersamaan dengan ditemukannya jenazah keluarga guru ini, Karsiman mengatakan bahwa mobil Avanza putih milik Agus diduga hilang dari tempatnya diparkir. Polisi pun sempat menduga bahwa pembunuhan ini bermotif perampokan.
Namun, berdasarkan sejumlah petunjuk yang didapatkan saat penyelidikan, termasuk tidak adanya tanda perusakan pintu rumah, polisi akhirnya mengarahkan dugaan pada Yusak, adik kandung korban. Yusak ditangkap di Lamongan pada Kamis (5/12) malam.
(dpe/iwd)