Kejamnya Ibu Tiri di Jember Siksa-Cekoki Obat Anak Hingga Tewas

Crime Story

Kejamnya Ibu Tiri di Jember Siksa-Cekoki Obat Anak Hingga Tewas

Amir Baihaqi - detikJatim
Jumat, 29 Nov 2024 14:25 WIB
poster
Ilustrasi (Foto: Edi Wahyono)
Jember -

Ahmad Muhi bersama seorang warga Dusun Cangkring Baru mendatangi Polsek Jenggawah, Jember pagi itu. Kedatangan Muhi itu untuk melaporkan kejanggalan kematian Nurhasanah.

Dua warga itu melaporkan bocah 10 tahun yang meninggal beberapa hari lalu itu tak wajar. Sebab saat memandikan jenazah, warga menemukan sekujur badan Nurhasanah dipenuhi bekas luka cubitan.

Laporan itu diterima polisi dan segera melakukan penyelidikan. Setelah mendapat persetujuan keluarga, polisi kemudian membongkar makam Nurhasanah. Saat autopsi, polisi memang menemukan banyak luka bekas penganiayaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polisi saat itu mencurigai Mardiyah, ibu tiri Nurhasanah. Sebab sejumlah warga dan teman menyebut Nurhasanah kerap disiksa Mardiyah.

Dalam keterangan para saksi, Mardiyah disebut kerap menyiksa Nurhasanah seperti membenturkan kepala ke pohon hanya karena lupa mencuci piring. Seorang teman Nurhasanah juga pernah melihat mukanya penuh darah setelah dipukul ibu tirinya.

ADVERTISEMENT

Perlakuan itu kerap terjadi kala Zainulloh, ayah kandungnya yang bekerja sebagai tukang becak sedang bekerja. Namun selama itu, Nurhasanah ternyata lebih memilih diam dan tak menceritakan apa yang dialaminya.

Karena sejumlah kesaksian ini, Mardiyah selanjutnya dipanggil untuk diperiksa. Mardiyah menolak semua tuduhan kerap menyiksa bahkan membunuh anak tirinya itu.

Namun sekuat Mardiyah menepis akhirnya ia mengaku juga. Ini setelah Mardiyah disorkan sejumlah bukti dari keterangan hasil autopsi dan saksi kunci.

Pembunuhan yang menimpa Nurhasanah terjadi pada pertengahan bulan Februari 2002. Saat itu, Mardiyah menjemput Nurhasanah yang sedang bermain hujan-hujanan.

Setiba di rumah, Nurhasanah kemudian disuruh tidur. Namun Nurhasanah mengeluh pusing setelah bermain hujan-hujanan. Mengetahui Nurhasanah sakit, Mardiyah lantas berinisiatif memberi obat puyer dan obat sakit kepala.

Nurhasanah ternyata enggan menenggak obat tersebut. Hal ini lantas memancing emosi Mardiyah. Ia kemudian mencekoki Nurhasanah dengan obat dan menyuruhnya tidur.

Nahas, bukan sembuh, Nurhasanah malah tak pernah bangun lagi. Ayahnya yang baru pulang dari bekerja yang mengetahui anaknya tak bangun panik dan hendak membawanya ke dokter.

Tapi belum sampai dibawa ke dokter, Zainulloh ternyata telah menemui anaknya sudah tak bernyawa. Zainulloh awalnya mengira anaknya meninggal karena sakit dan segera memakamkannya.

Namun warga yang memandikan jenazah Nurhasanah menemukan banyak bekas luka. Dari sini lah warga kemudian melaporkan Mardiyah ke polisi dan menetapkan sebagai tersangka pembunuhan Nurhasanah.

Zainulloh tampak syok tak mengira putrinya harus kehilangan nyawa di tangan istrinya. Sebab, selama ini ia menyebut keluarganya baik-baik saja.

Pengakuan Zainulloh ini dibantah oleh Mardiyah. Ia menyebut selama ini keluarganya tak baik-baik saja. Pasalnya selain faktor ekonomi, suaminya itu juga kerap pilih kasih.

Mardiyah menyebut selama ini hanya diberi nafkah Zainulloh Rp 5 ribu untuk 3 hari. Jumlah itu jelas tak cukup karena hasil menarik becak yang kadang tak menentu.

Tak hanya itu, Mardiyah juga menyebut Zainulloh hanya memberikan kasih sayangnya kepada anak Nurhasanah. Sedangkan pada anak kandungnya kerap kasar dan pilih kasih.

Namun apapun dalih Mardiyah, ia tetap harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sebab karena ulahnya yang mencekoki Nurhasanah dengan obat-obatan mengakibatkan anak tirinya itu tewas.

Crime Story merupakan rubrik khusus yang mengulas kisah kriminal yang pernah terjadi di Jatim. Crime Story tayang setiap Senin dan Jumat. Untuk mengetahui kisah Crime Story lainnya, klik di sini.

Halaman 2 dari 2
(abq/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads