7 Fakta Miris Salah Paham Berujung Nyawa Saksi Cabup Sampang Melayang

7 Fakta Miris Salah Paham Berujung Nyawa Saksi Cabup Sampang Melayang

Hilda Rinanda - detikJatim
Jumat, 22 Nov 2024 10:10 WIB
Tiga pembunuh saksi paslon Pilbup Sampang
Tiga pembunuh saksi Cabup Sampang (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Tiga pelaku penganiayaan hingga menewaskan Jimmy Sugito Putra (44), saksi Paslon Pilbup Sampang Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz hanya bisa menunduk lesu di hadapan awak media. Ini saat ketiganya dihadirkan di Mapolda Jatim.

Kasus penganiayaan keji ini terungkap setelah ditangani Ditreskrimum Polda Jatim. Tiga tersangka pembunuh korban telah ditahan.

Berikut 7 Fakta Miris Salah Paham Berujung Nyawa Saksi Cabup Sampang Melayang:

1. Penampakan Tersangka

Ketiga tersangka yakni Abdul Rohman, Fendi Sranum, dan M Suaidi. Mereka dihadirkan di dalam jumpa pers di Mapolda Jatim, Kamis (21/11).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan detikJatim, ketiganya tampak telah mengenakan pakaian tahanan berwarna oranye dan celana pendek. Sedangkan wajah ditutupi dengan masker medis. Tangan mereka juga tampak diborgol.

2. Awal Mula Kejadian

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman menjelaskan insiden peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (17/11). Saat itu rombongan Cabup Sampang Slamet Junaidi ke Ponpes Babussalam yang diasuh Kiai Mualif di Ketapang Laok.

ADVERTISEMENT

"Saat itu, saudara Slamet Junaidi ke padepokan tersebut dalam rangka sowan kepada pemilik Padepokan yaitu Kiai Mualif," kata Farman, Kamis (21/11/2024).

Karena hal ini, Kiai Mualif lantas meminta seseorang bernama Asrofi untuk mengumpulkan jemaah zikir menyambut kedatangan Slamet. Kedatangan mendadak tersebut ternyata diketahui Kiai Hamduddin.

3. Dilakukan Blokade Jalan

Antara Kiai Mualif dan Kiai Hamduddin sendiri masih ada hubungan keluarga. Kiai Mualif merupakan menantu keponakan Kiai Hamduddin. Karena merasa lebih sepuh, Kiai Hamduddin rupanya tak senang karena Cabup Slamet malah datang ke Kiai Mualif.

"Kemudian dilakukan blokade jalan dengan mobil Kiai Hamduddin dan potongan kayu untuk menghalangi akses keluar jalan dari padepokan milik Kiai Mualif," jelasnya.

Atas pemblokiran tersebut lah, terjadi cekcok antara kelompok Kiai Mualif, korban (Jimmy), Muadi, Mat Yasid, Abdussalam dengan Kiai Hamduddin. Namun Kiai Hamduddin menolak dan menyuruh agar Cabup Slamet keluar lewat jalur lain.

4. Ada Tantangan Carok

Di sisi lain, massa dengan senjata tajam juga mulai berdatangan dari kediaman Kiai Hamduddin. Mengetahui hal ini Muadi yang berada di pihak Kiai Mualif menyampaikan kalau mau carok akan diladeni.

"Muadi menyampaikan kepada massa penghadang dengan kata kata 'Mon Acarok Gih Degik Yeh' yang artinya kalau mau carok nanti saja, kemudian rombongan Slamet Junaidi meninggalkan lokasi melalui jalur lain," jelas Farman.

5. Cekcok Masih Terjadi

Sesaat setelah rombongan Junaidi meninggalkan lokasi cekcok pun tak terhindarkan. Kali ini terjadi antara Asrofi dengan Kiai Hamduddin.

Kiai Hamduddin saat itu marah ke Asrofi yang mengumpulkan santri zikir tanpa permisi kepada Kiai Hamdudin. Dari sini, Asrofi dan Kiai Hamduddin adu mulut.

"Percekcokannya, 'Kurang ajar, di sini kamu cuma pendatang kok mendatangkan orang. Kurang ajar' Lalu, dijawab saksi Asrofi 'Kurang ajarnya seperti apa? di sini cuma mampir. Salahnya di mana? Masak (Cabup Slamet) mau ditolak? Kan tidak enak'," kata Farman menirukan percakapan Kiai Hamduddin dan Asrofi.

"Selanjutnya dijawab lagi oleh Kyai Hamdudin 'Diam Kamu! Nanti tak tempeleng kamu!, lalu dijawab lagi oleh saksi Asrofia "Coba kalau berani nempeleng!', Selanjutnya saksi Asrofi ditarik masuk oleh kiai Muhtar ke padepokan dengan dibantu oleh Jimmy Sugito Putra," jelas Farman.

6. Nyawa Jimmy Tak Tertolong

Saat itu, Jimmy berusaha melindungi Asrofi dari kejaran massa yang marah setelah adu mulut dengan Kiai Hamdudin. Karena hal ini, massa semakin marah, apalagi saat itu dihembuskan isu bahwa Kiai Hamduddin telah dipukul. Karena hal ini, massa kemudian menyerang Jimmy hingga tewas.

Usai peristiwa itu, Jimmy langsung mendapatkan perawatan medis di RSUD Ketapang Sampang. Namun, nyawanya tak tertolong dan dinyatakan tewas dengan luka bacokan celurit di sekujur tubuhnya.

7. Sempat Viral di Medsos

Peristiwa penganiayaan Jimmy ini sempat terekam kamera dan beredar viral di media sosial. Kasus itu kemudian mendapat atensi dan diambil alih Polda Jatim. Dua hari setelahnya, tiga orang kemudian ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka yakni Abdul Rohman, Fendi Sranum, dan M Suaidi.

Sebagai informasi, Pilbup Sampang 2024 akan digelar pada 27 November 2024 di 1.344 TPS yang tersebar di 180 desa dan 6 kelurahan pada 14 kecamatan. Ada dua pasangan calon yang berkontestasi, yakni KH Muhammad bin Muafi Zaini-Abdullah Hidayat (Mandat) dengan nomor urut 1 dan Slamet Junaidi-Ahmad Mahfud (Jimad Sakteh) nomor urut 2.

Pasangan Mandat diusung delapan partai politik, yakni Partai Golkar, PPP, PAN, PDIP, Demokrat, PBB, PSI, dan Partai Hanura. Sedangkan pasangan Jimat Sakteh diusung enam partai politik, yakni Partai NasDem, Gerindra, PKB, Gelora, PKS, dan Partai Garuda.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads