Kasus Viral di SMAK Gloria 2 Surabaya Berakhir Saling Memaafkan dan Damai

Kasus Viral di SMAK Gloria 2 Surabaya Berakhir Saling Memaafkan dan Damai

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Jumat, 08 Nov 2024 19:08 WIB
penganiayaan di SMAK Gloria Surabaya berakhir damai
Kasus penganiayaan di SMAK Gloria Surabaya berakhir damai (Foto: istimewa)
Surabaya -

Sempat terjadi kasus penganiayaan dan salah paham di SMAK Gloria 2 Surabaya pada Senin (21/10/2024). Bahkan, ada sekelompok orang dan orang tua siswa yang tak terima putranya diduga diejek rekannya.

Namun, saat ini antara pihak yang berseteru sudah bertemu. Mereka saling memaafkan dan memutuskan untuk berdamai.

Wali murid salah seorang siswa yang diduga menganiaya siswa SMAK Gloria 2 Surabaya, Ivan menyatakan proses hukum masih terus berlanjut. Meski, ia bersama sekelompok orang yang diduga ikut membantu serta pihak sekolah sudah saling memaafkan dan berdamai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih terus berlanjut, itu nanti di pihak kepolisian saja untuk menjadi fokus. Saya pikir biarlah diproses secara aturan hukum yang berlaku, tapi yang pasti sudah saling memaafkan," kata Ivan saat ditemui detikJatim, Jumat (8/11/2024).

Sementara itu, perwakilan kelompok yang turut dalam dugaan keributan tersebut, Nouke menyatakan pihaknya dengan sekolah tersebut sudah ada kesepakatan perdamaian. Lantas, ia memastikan kedatangannya ke lokasi hanya untuk mencegah pertikaian, bukan sebaliknya.

ADVERTISEMENT

"Maksud tujuan saya ke sana bukan sebagai preman. Saya datang untuk mencegah supaya tidak terjadi perkelahian antar pelajar. Tapi diviralkan sebagai preman. Saya tidak dibayar oleh siapapun, harusnya malah berterima kasih ke saya, kok malah dibilang preman," tuturnya.

"Jadi kami tidak ada masalah apa-apa. Saya sudah minta maaf kepada pihak Gloria dan pihak Gloria sudah menerima permintaan maaf saya. Jadi, kabar yang beredar di sosmed itu tidak benar semua," imbuhnya.

Nouke sekaligus mewakili para temannya pun mengakui telah meminta maaf atas kesalahpahaman dan kegaduhan yang terjadi di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya. Begitu pula kegaduhan yang terjadi di media sosial.

Ia berharap masalah ini dapat segera dimediasikan atau ditengahi oleh pihak sekolah. Ia percaya pihak sekolah pasti memegang nilai kekeluargaan dalam menyelesaikan permasalahan ini.

"Kehadiran saya dan rekan-rekan saya di SMA Kristen Gloria 2 hanya sebatas menemani dan menjaga anak didik tinju saya yaitu saudara Excel agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelasnya.

Nouke menegaskan kehadirannya tidak ada maksud dan itikad buruk untuk mengintimidasi pihak manapun. Terkait dengan hal-hal yang dilakukan oleh Ivan, ia menyatakan hal itu di luar kendalinya.

"Tindakan seorang orang tua menyuruh orang lain untuk meminta maaf dengan cara berlutut dan menggonggong bukanlah hal yang dapat dibenarkan. Oleh karena itu seharusnya tindakan tercela tersebut haruslah diproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Dari hati yang paling dalam sekali lagi saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahpahaman dan kegaduhan yang terjadi di lingkungan sekolah SMA Kristen Gloria 2 maupun di media sosial, saya harap permasalahan ini bisa secepatnya diselesaikan," ungkapnya.

Penasihat Hukum Nouke cs Richard Handiwiyanto berterimakasih kepada pihak SMAK Gloria 2 Surabaya. Sebab telah menerima mediasi dan memaafkan kesalahan dari kliennya.

"Terimakasih kepada kepala sekolah dan Yayasan Gloria, sudah mau menerima permohonan maaf kami secara baik-baik," ujar Richard.

Richard berharap kasus tersebut bisa dijadikan pelajaran bersama oleh para wali murid dan khalayak umum. Agar ke depannya tak mengedepankan emosi, tindakan anarkis, hingga hal-hal negatif lainnya saat anak mengalami masalah dengan sebayanya di lingkungan sekolah maupun umum.

"Jadi, kami harap setelah ini kesalahpahaman yang beredar bisa segera lebih jelas lagi," tutur Richard.

Hal senada disampaikan pengacara SMAK Gloria 2 Surabaya Sudiman Sidabuke. Ia memastikan kesalahpahaman yang terjadi selama ini sudah transparan dan sudah ada permohonan maaf.

"Kemudian ada penerimaan permohonan maaf itu, sehingga kami dengan saudara Nouke dan kawan-kawan menyatakan selesai. Kami tetap melaporkan persoalan yang kedua, nah itu masih berlanjut dan kita serahkan kepada pihak kepolisian," tegasnya.

Kasus tersebut terjadi pada Senin (21/10) sore. Kala itu, beredar sebuah video keributan di depan SMAK Gloria 2 Surabaya yang viral di media sosial. Ketika dikroscek, keributan itu terjadi antara orang tua salah satu siswa SMAK Gloria 2 Surabaya yang didatangi orangtua salah satu siswa SMA Cita Hati.

Peristiwa itu terjadi diduga karena kesalahpahaman yang terjadi saat pertandingan basket di salah satu mal di kota pahlawan serta disaksikan petugas keamanan perumahan dan anggota polisi. Saat kejadian, banyak sekuriti perumahan dan beberapa polisi berdatangan ikut melerai.

Namun, dari pihak kepolisian memastikan tak ada penganiayaan dalam video yang menunjukkan suasana keributan tersebut. Hanya saja terjadi kesalahpahaman.

Perlahan, kedua belah pihak, orangtua siswa maupun sekolah bertemu untuk mediasi. Keduanya pun sepakat berdamai dan tak memperpanjang permasalahan tersebut.




(pfr/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads