Dua warga Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo mengaku jadi korban penipuan bermodus penyembuhan penyakit. Pelakunya mengaku bernama Gus Wahid berasal dari Semarang.
"Pelaku awalnya mengisi ceramah di masjid yang berada di Desa Tugurejo. Ya ceramah dalil. Termasuk mengaku mengobati penyakit. Apapun penyakitnya dan beberapa warga percaya," tutur Kades Tugurejo, Siswanto kepada wartawan, Jumat (11/10/2024).
Siswanto menambahkan pelaku memang berkedok kiai. Pengakuannya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, mulai dari stroke, asam urat, kolesterol dan masih banyak lagi. Penampilannya pun layaknya kiai, usia sekitar 50 tahunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang cerita dan lapor ke saya ada dua orang. Lalu meneruskan laporan ke polisi. Sebenarnya banyak tapi yang lapor baru dua," ungkap Siswanto.
Menurut Siswanto, dari dua orang korban, pelaku berhasil meraup Rp 14 juta. Uang itu disetorkan senilai Rp 3 juta, Rp 4 juta dan sisanya berupa perhiasan yang dibungkus ke dalam kain hijau dan disimpan di dalam lemari di kamar korban.
"Korban ini punya kerabat sakit parah, karena berharap kerabatnya sembuh ya percaya saja dengan omongan pelaku. Karena sudah dibawa kemana-mana belum sembuh," imbuh Siswanto.
Sementara, Kapolsek Slahung AKP Pitoyo menambahkan kedua korban belum lapor resmi. Meski begitu, pihaknya sudah mendatangi kediaman korban untuk dimintai keterangan.
"Total kerugian Rp 14 juta dari dua orang itu. Ada uang tunai yang ditukar dengan uang mainan dan perhiasan ditukar dengan rokok," kata Pitoyo.
Pitoyo menjelaskan pengakuan dari korban, pelaku yang menyebut dirinya Gus Wahid itu melakukan ceramah dan mengaku bisa melakukan pengobatan alternatif. Korban yang sudah putus asa, karena bapaknya sakit akhirnya percaya dengan pelaku.
"Karena bapaknya sakit parah dan tidak bisa ke masjid akhirnya pelaku mau ke rumah korban," terang Pitoyo.
Mantan Kapolsek Sukorejo ini menambahkan pelaku menyebut bapak korban bisa sembuh. Asal menyiapkan uang dan perhiasan yang akan dibersihkan.
"Uang dan perhiasannya dibungkus kain berwarna hijau yang bertuliskan Arab. Diminta disimpan di lemari. Korban percaya saja. Tidak menaruh curiga," tukas Pitoyo.
Pelaku pun beberapa hari mendatangi rumah korban. Namun di pertemuan ketiga, pelaku tidak datang disinyalir kabur. Akhirnya korban mencoba membongkar bungkusan hijau tersebut.
"Isinya sudah berubah, tidak lagi uang maupun perhiasan. Uangnya berganti uang mainan dan perhiasan berganti rokok," pungkas Pitoyo.
(abq/iwd)