"Sempat tidak mau masuk sekolah katanya takut trauma ketemu bu bidan," ujar Marmi tetangga yang rumahnya hanya berjarak 50 meter saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (9/10/2024).
Marmi merupakan ibu angkat pertama MNH sebelum diasuh bidan SN. Ia menyebut, ketakutan MNH terhadap SN seperti melihat hantu. Namun, berkat bujuk rayunya, saat ini MNH sudah mau masuk sekolah.
"Alhamdulillah saya bujuk rayu akhirnya mau sekolah lagi. Nak kalau kamu ndak sekolah nanti ndak punya teman," kata Marmi menirukan ucapannya pada korban.
Marmi bercerita, ia telah menganggap MNH seperti anak kandung sendiri karena sejak bayi ia rawat.
Ia mengaku tak tega saat diberi tahu tetangga yang kerap mendengar MNH menjerit disiksa. Hal ini juga terbukti usai suaminya, Kemis (55) suami melihat sendiri kejadian tersebut.
"Adik saya cerita waktu lewat samping rumah bu bidan sering mendengar jeritan dan tangisan. Lalu saya minta suami (Kemis), ngecek ke rumah bidan ternyata benar. Belum sampai masuk rumah, si anak sudah nangis keluar rumah bawa tas (diusir nangis usai dihajar)," papar Marmi.
"Saya langsung menjerit ya Allah sambil nangis saat melihat dibawa pulang kondisi begitu sebab rambutnya banyak abu," tandas Marmi.
Sebelumnya, SN, seorang bidan asal Desa Kemlokolegi, Kecamatan Baron, Nganjuk dilaporkan ke polisi. Penyebabnya, ia kerap menyiksa anak asuhnya yang masih berusia 6 tahun.
(ihc/hil)