Derita Bocah 6 Tahun di Nganjuk 4 Hari Disiksa Ibu Angkat

Round-Up

Derita Bocah 6 Tahun di Nganjuk 4 Hari Disiksa Ibu Angkat

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Rabu, 09 Okt 2024 07:01 WIB
Ilustrasi anak jadi korban kekerasan
Foto: Thinkstock
Nganjuk - Seorang anak berusia 6 tahun di Nganjuk menjadi korban penyiksaan. Mirisnya, yang menyiksa adalah ibu angkatnya sendiri yang seorang bidan. Kasus ini telah dilaporkan ke polisi.

"Betul kami sedang menangani kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang oknum bidan. Korban masih anak-anak," ujar Kasat Reskrim Polres Nganjuk AKP Julkifli Sinaga saat dikonfirmasi detikJatim, Selasa (8/10/2024).

Ibu angkat yang kejam itu adalah SN, seorang bidan di Desa Kemlokolegi, Baron, Nganjuk. Sementara korban adalah MNH. Kasus penganiayaan kata Julkifli, terjadi pada 29 September 2014.

"Sejak kejadian langsung dilaporkan ke Polsek Baron yang saat ini kita tangani. Untuk korban merupakan anak asuh dari terduga pelaku," jelas Julkifli.

Korban yang masih duduk di bangku kelas 1 SD itu mengalami luka usai disiksa. Tak hanya itu, korban juga trauma dengan apa yang dialaminya.

"Untuk kondisi korban masih trauma dan mengalami beberapa luka akibat penganiayaan oleh oknum bidan berinisisl SN tersebut," lanjut Julkifli.

Luka yang dialami korban, kata Julkifli, yakni lecet wajah sebelah kanan dan kiri, pelipis kiri serta siku tangan kiri.

"Saat ini korban mengalami luka lecet pada lutut kaki kanan juga wajah serta siku tangan dan trauma," ucap Julkifli.

Kasus itu berawal saat terdengar jeritan dan tangisan MNH dari dalam rumah pelaku. Bahkan jeritan dan tangisan itu terdengar selama 4 hari berturut-turut. Hal ini disampaikan pelapor, Marmi (50). Marmi adalah ibu angkat pertama korban. Setelah korban lahir di tempat praktik SN, korban diserahkan ke Marmi untuk dirawat. Saat menginjak usia TK, SN mengambil korban dari Marmi untuk dia dirawat.

"Adik saya cerita waktu lewat samping rumah bu bidan sering mendengar jeritan dan tangisan. Lalu saya minta suami ngecek ke rumah bidan ternyata benar. Belum sampai masuk rumah si anak sudah nangis keluar rumah bawa tas (diusir nangis usai dihajar)," kata Marmi.

Marmi yang rumahnya berjarak 50 meter dari bidan SN mengaku histeris saat melihat MNH yang dibawa pulang suami dengan kondisi lebam di wajah.

"Saya langsung menjerit ya Allah sambil nangis saat melihat dibawa pulang kondisi sebab rambutnya banyak abu," ucap Marmi.

Marmi menambahkan bahwa saat ini MNH tinggal bersamanya untuk dia rawat. MNH yang trauma sempat tidak mau masuk sekolah.

"Kemarin sempat ndak mau masuk sekolah seperti trauma. Tapi alhamdulillah sudah saya rayu akhirnya mau sekolah lagi," tandas Marmi.


(abq/iwd)


Hide Ads