Siswa MTs Blitar Tewas Dilempar Kayu Tinggal dengan Nenek, Ortu Jadi TKI

Siswa MTs Blitar Tewas Dilempar Kayu Tinggal dengan Nenek, Ortu Jadi TKI

Fima Purwanti - detikJatim
Minggu, 06 Okt 2024 06:01 WIB
Keluarga siswa yang tewas dilempat kayu berpaku pendampingnya di Blitar
Keluarga siswa yang tewas dilempat kayu berpaku pendampingnya di Blitar (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Nahas dialami KAF (13) siswa sekaligus santri di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar yang tewas diduga akibat lemparan kayu oleh pendampingnya. Penyelidikan hingga ekshumasi dilakukan polisi untuk membuat terang peristiwa itu.

Keluarga KAF menyebut, korban merupakan anak yang riang dan mudah bergaul. Tidak pernah membuat onar, dan memiliki prestasi di bidang olahraga seperti futsal.

"Iya baik, almarhum (KAF) mudah dapat teman (bergaul), gampang akrab dengan temannya," ujar paman KAF, Iqwal Rikky Susanto (29) saat dikonfirmasi detikJatim, Sabtu (5/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rikky mengatakan, korban mudah akrab dengan rekan di pondok/sekolah. Korban juga tidak pernah mendapat masalah, seperti dibully dan sebagainya. Namun, tetap berperilaku sama seperti anak seumurannya.

"Setiap pulang (ke rumah) pasti saya tanya pernah dibully, ada masalah atau tidak? tapi dia selalu bilang tidak ada. Sering main dengan temannya, kalaupun ada usil dan nakal pasti seperti anak lain seumurannya," terangnya.

ADVERTISEMENT

KAF, lanjut Rikky, tidak pernah terlibat masalah selama di Ponpes. Dia bahkan beberapa kali turut berprestasi di bidang olahraga. "Dia ikut futsal, dapat juara. Jadi tidak pernah ada (masalah)," imbuhnya.

KAF merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Dia memiliki adik perempuan yang masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) di yayasan/ponpes dengannya. Sang adik, turut mengikuti jejak KAF untuk bersekolah sekaligus mondok.

"Adik kandung perempuan ikut mondok pas kelas 2 SD, katanya dulu di rumah sendirian karena KAF sudah mondok. KAF berangkat mondok sejak kelas 5 SD, sampai sekarang kelas 8 MTs," jelasnya.

Sedari kecil, KAF dan adiknya tinggal bersama neneknya Suparti dan Rikky. Sementara ibu kandung KAF, bekerja di luar negeri. Meski demikian, kata Rikky, ibu KAF tetap bertanggungjawab untuk keperluan KAF dan adiknya.

"Sudah dari kecil sama kami, ibunya memang ke luar negeri untuk bekerja. Jadi kami yang ikut membantu merawat KAF dan adiknya," imbuhnya.

Rikky mengatakan kini pihaknya telah menyerahkan proses hukum kepada kepolisian. Termasuk memberikan izin kepada polisi untuk melakukan ekshumasi pada jenazah korban.

"Intinya kami sudah pasrah, dan menyerahkan semuanya kepada polisi. Apapun yang terjadi nanti kami harap dapat selesai dengan baik, ada itikad baik juga dari terduga pelaku," tandasnya.

Sebelumnya, polisi melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam siswa MTs Blitar yang tewas diduga terkena lemparan kayu berpaku di Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok.

Nenek dan paman korban, tampak hadir dalam proses ekshumasi tersebut. Keluarga akhirnya pasrah dengan proses hukum yang berjalan.

"Kami mengikuti proses hukum (dilakukan autopsi kepada korban)," kata nenek KAF, Suparti singkat di TPU Desa Dadaplangu, Jumat (4/10/2024).




(abq/iwd)


Hide Ads