Warga Gubeng Klingsingan Surabaya Ucok Sibarani yang istrinya menjadi korban peluru nyasar mengaku masih trauma. Perasaan was-was terus menghampirinya hingga ia tak berani meninggalkan rumah, termasuk untuk bekerja.
"Sedih saya karena masalah ini saya tidak masuk kerja (karena masih was-was meninggalkan istrinya). Sampai dipotong gaji saya. Selama ini saya selalu taat dan selalu masuk kerja walau sakit supaya tidak kepotong," ujar Ucok saat dihubungi detikJatim, Senin (23/9/2024).
Ucok merupakan seorang sopir dengan status pegawai outsourcing. Akibat kejadian peluru nyasar, ia memilih izin bekerja lantaran ingin memastikan keamanan istrinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena status outsourcing jadi ya kalau gak bekerja dengan alasan apapun tetap terpotong gajinya," katanya.
Ucok pun saat ini sedang menempuh serangkaian proses hukum untuk mengatasi permasalahan yang menimpanya. Ia telah melakukan visum terhadap istrinya Wenny Dhuy Nyaga yang mengalami luka memar di bagian paha kiri karena proyektil itu.
Dirinya juga sudah membuat laporan ke pihak kepolisian pada Sabtu (21/9) dan berharap segera ada titik terang dari kejadian proyektil yang nyasar ke rumahnya.
"Sudah divisium. Puji tuhan luka (istri saya) sudah membaik dari memar yang sebelumnya," tuturnya.
Sementara itu Tim INAFIS Polrestabes Surabaya dan Unit Reskrim Polsek Gubeng sudah menindaklanjuti laporan dari Ucok Sibarani dengan mendatangi rumahnya.
Polisi memeriksa lubang diduga bekas proyektil yang ada di kamar Ucok Sibarani dan Wenny Dhuy Nyaga. Lubang itu berada tepat di atas tempat tidur rumah kontrakan yang berada di dalam gang dan diapit beberapa rumah dengan 2 lantai.
Kanit Reskrim Polsek Gubeng AKP Sutrisno mengatakan pihaknya masih melakukan serangkaian pemeriksaan serta mendalami temuan di lokasi.
"Tim sudah melakukan sejumlah pemeriksaan, kami dalami dulu," kata Sutrisno, Sabtu (21/9/2024).
(dpe/iwd)