Seorang pria asal Mojokerto bernama Basor dan temannya mendatangi Anton, tetangganya. Kedatangan dua pria dalam kondisi mabuk ini menantang berkelahi.
Rupanya, aksi itu berbalut dendam pelaku ke korban soal utang piutang. Basor menggadaikan ponselnya ke Anton senilai Rp 300.000.
Kades Sambiroto Ahmad Farid Basor berulah karena teringat dendamnya dengan Anton sekitar 2 tahun lalu. Kala itu, keduanya bertikai karena masalah utang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"HP diambil Basor, tapi uang tidak diberikan. Sehingga saat itu, terjadi pertengkaran. Namun, sudah klir. Dini hari tadi Basor kondisi mabuk ingin balas dendam," jelasnya kepada wartawan di Balai Desa Sambiroto, Senin (26/8/2024).
Pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB, adik Anton, Nanang berinisiatif menjemput Basor agar meminta maaf kepada Anton. Namun, Anton mengambil pisau saat melihat Basor datang ke rumahnya yang juga di Desa Sambiroto.
Seketika Basor yang tidak bersenjata kabur untuk menyelamatkan diri. Aksi kejar-kejaran pun terjadi.
"Basor datang tidak bawa sajam. Namun, Anton mengira kedatangan Basor menantangnya berkelahi. Sehingga spontan dia ambil pisau mengejar korban," terang Farid.
Aksi kejar-kejaran Anton dengan Basor sampai ke Jalan Raya Desa Sambiroto. Menurut Farid, Anton melemparkan pisaunya mengenai punggung Basor. Sehingga korban menderita luka robek di punggung.
Kakak Anton, Irwanto yang pagi tadi menyembelih ayam untuk hajatan, ikut berlari setelah mendengar keributan. Irwanto berlari mengampiri Anton dan Basor sembari membawa sebilah parang. Bersama warga sekitar, ia akhirnya melerai keributan Anton dengan Basor.
"Basor luka robek 1 jahitan di punggung kanan. Dibawa ke RSI Sakinah oleh Irwanto sebagai bentuk tanggung jawab," ungkapnya.
Kapolsek Sooko AKP Suwarso bersama anak buahnya turun tangan setelah menerima informasi perkelahian tersebut. Ia membenarkan Basor menderita luka robek di punggung sehingga mendapatkan 1 jahitan di RSI Sakinah.
Saat ini, Anton, Basor dan Irwanto berada di Mapolsek Sooko untuk diperiksa.
"Karena sudah tersebar di medsos, menjadi ranah kami karena ada yang bawa sajam. Kami ambil langkah sesuai proses hukum, kami periksa kedua pihak supaya duduk perkara kian jelas," terangnya.
Suwarso juga mengamini perkelahian tersebut dipicu dendam Basor kepada Anton karena masalah gadai ponsel sekitar 2 tahun lalu. Kala itu, Anton sempat memukul Basor karena tak kunjung membayar uang tebusan Rp 300 ribu. Padahal, ponsel Basor sudah dikembalikan.
"Masalah sekitar 2 tahun lalu itu sudah terselesaikan, tak ada masalah. Ternyata korban (Basor) masih punya perasaan dendam," jelasnya.
Namun, Suwarso belum bisa memastikan motif Irwanto membawa parang saat menghampiri Anton dan Basor. Motif tersebut akan digali dalam pemeriksaan ketiga orang di Mapolsek Sooko sore ini. Menurutnya, tak menutup kemungkinan kasus ini diselesaikan secara damai.
"Kami kalau memang bisa selesai kekeluargaan, kami selesaikan. Dengan catatan kedua pihak sama-sama menyadari. Kami proses dulu, terakhirnya bagaimana kita lihat nanti," tandasnya.
(abq/fat)